Mind Map
Kelulusan gue hanya tinggal 13 hari lagi, semua teman-teman gue sibuk kesana-kemari mencari informasi mengenai pendaftaran sekolah, begitu juga dengan gue. Mulai dari informasi lewat online maupun offline, namun gue masih belum mendapatkan sekolah dengan jurusan yang mantap, ya, gue memilih SMK.
Meskih banyak yang memandang Sekolah Menengah Kejuruan ini dengan sebelah mata, tapi gue tidak peduli, karena gue justru memandang SMK dengan cara yang berbeda. SMK menurut gue unik, kita diberikan kebebasan memilih jurusan sesuai kemampuan dan minat kami masing-masing, yang suka masak bisa masuk jurusan tata boga, yang hobi hitung-hitung mulai dari hitung uang jajan perbulan, hitung hutang temen-temennya, sampe hitung barang pemberian dari mantan bisa masuk jurusan akutansi, dan yang hobi ngedit mulai dari edit foto di photoshop, edit video di pc maupun hape, sampe edit foto selfie di aplikasi B612 bisa masuk jurusan multimedia.
Itulah letak perbedaannya, dan menurut gue pemilihan jurusan ini mirip seperti film divergent. Asik nggak tuh?
**
Sekarang waktu luang gue gunakan untuk mencari informasi mengenai sekolah, karena masa depan gue sendiri yang menentukan, yang memilih dan menjalaninya. Semakin sering gue browsing, semakin luas pemahaman gue tentang planning masa depan, misalnya saja ketika gue browsing tentang jurusan multimedia, disana gue dapat memahami apa saja yang dipelajari, dengan begitu gue bisa tahu sekaligus sudah mempunyai angan-angan mau jadi apa nanti kalau gue masuk jurusan yang satu ini, setelah lulus kuliah gue dimana, jurusannya apa, peluang kerjanya bagaimana?
Kemampuan foto ataupun videografinya inilah gue cari, karena sedari dulu gue jatuh cinta dengan film, dengan masuknya gue ke jurusan ini bisa menambah kemampuan maupun pengetahuan gue di kedua bidang tersebut. Semua angan-angan itu terus berputar di pikiran gue, seperti menciptakan sebuah mind map.
Mind map gue semakin berkembang dan bercabang layaknya rambut wanita ketika gue browsing lagi mengenai jurusan RPL atau rekayasa perangkat lunak, disana gue menemukan banyak referensi mengenai jurusan tersebut, bedanya dengan multimedia, jurusan ini lebih simpel untuk masalah beli ini itu tidak seperti multimedia yang harus syarat masuknya saja harus memiliki camera, beli ini itu untuk keperluan foto maupun videografi, namun untuk masalah utak atik, RPL memang bisa dibilang ribet.
Jurusan ini harus berhadapan dengan software atau HTML yang kode-kodenya udah mirip anak alay lagi bikin cerpen. Ribet. Begitu juga angan-angan ketika masuk jurusan tersebut, misalnya keahlian merancang web yang bisa gue gunakan untuk blog gue ke depannya. Sayangnya keinginan untuk memiliki camera sepertinya harus pupus apabila gue masuk jurusan yang satu ini, karena disini kemampuan foto/videografi tidak dibutuhkan bahkan tidak diajarkan.
Bagaimana dengan DKV atau desain komunikasi visual (yang sempat gue inginkan)?
Jurusan DKV di SMK dengan di kuliah sangatlah berbeda. Jika DKV di kuliah dikenal ngabis-ngabisin duit, di SMK DKV hanya sekedar mempelajari tentang teknik-teknik membuat sticker dan sebagainya. Awalnya gue tertarik untuk mengambil jurusan yang satu ini, setelah gue pertimbangkan lebih baik gue pilih saat masuk ke universitas saja karena lebih terarah, sayangnya jurusan ini bisa dibilang baru sehingga hanya tersedia di kampus-kampus bahkan sekolah kejuruan tertentu saja.
**
Mengapa gue selalu memilih jurusan yang berbau IT atau berhubungan dengan teknologi?
Mengapa gue tidak memilih jurusan akutansi, perbankan atau sebagainya?
Akutansi, perbankan, adminitrasi perkantoran, pemasaran dan sebagainya adalah ilmu pasti, sejauh manapun melangkah yang dipelajari tetap itu-itu saja. Sementara IT sama dengan bahasa, yakni ilmu tidak pasti, jika di matematika 5+5 sama dengan 10, di IT 5+5 belum tentu hasilnya 10. Keren nggak tuh?
Semua jurusan yang gue pilih menciptakan sebuah mind map (yang ribet) di kepala gue, semakin gue sering mencari informasi semakin ribet pula mind map tersebut, tersusun seperti bagan pengurus kelurahan, semakin ke bawah semakin banyak pula yang jumlahnya. Entahlah apa yang akan gue lakukan dengan mind map yang ada di pikiran gue sekarang ini, namun dengan mind map ini gue menjadi lebih mudah mempertimbangkan jurusan apa yang akan gue pilih nantinya.
Komentar
Posting Komentar