Berbagi Mimpi & Cita-Cita Bersama Kelas Inspirasi Surabaya

Cerita ini baru saya tulis bukan karena tidak sempat, melainkan baru menemukan waktu yang tepat untuk mengumpulkan semua mood baik, sembari mengingat kembali kenangan event yang satu ini. Selamat membaca.



1 Hingga 2 Bulan Sebelum tgl 23 Juli  

Selalu merasa canggung dan kurang percaya diri ketika berada dalam kondisi dimana mengharuskan saya berhadapan dengan banyak orang, membuat saya mulanya berpikir kembali sebelum akhirnya nekat mendaftarkan diri ke Kelas Inspirasi Surabaya 5 atau #KIS5. Entah introvert atau bagaimana, saya selalu merasa begitu. 

Namun anehnya, saya senang bertemu dengan orang baru dan mengikuti berbagai kegiatan, event atau acara. Mungkin hal itu yang mendasari saya berani daftar sebagai relawan #KI5. Tidak memiliki kemampuan berorganisasi sebelumnya, membuat saya diliputi kecemasan karena khawatir tidak lolos. 

Malam hari, 1 Hingga 2 Bulan Sebelum tgl 23 Juli  

Seperti biasa, saya dilanda insomnia meski jam telah menunjukkan lewat tengah malam. Saya tak ingat pastinya pukul berapa, akhirnya laptop pun menjadi teman insomia kali ini. Hal yang paling sering saya lakukan saat tidak bisa tidur adalah menulis, bagi saya menulis adalah obat. 

Malam itu, saya putuskan untuk mencari tahu tentang beberapa event atau organisasi sosial yang ada di Kota Surabaya. Bertemu lah saya dengan situs web Kelas Inspirasi Surabaya. Sudah sejak lama, menjadi relawan di Kelas Inspirasi Surabaya adalah salahsatu impian saya. Ya, tak perlu muluk-muluk menjadi relawan di pedalaman Indonesia jika tidak dimulai dari hal kecil, maka saya ingin memulainya dengan lingkup kecil terlebih dahulu.

Rupanya tahun ini, 2018, Kelas Inspirasi Surabaya diadakan tanggal 23 Juli. Yash saya tidak kelewatan! *cengar-cengir sendiri sambil mantengin layar laptop*. Setelah membaca persyaratan dan segala macamnya, saya mengisi formulir dengan jawaban semaksimal mungkin alias benar-benar diniatkan. Eits, isi formulirnya tidak sembarangan loh, tak heran jika para relawan Kelas Inspirasi adalah orang-orang terpilih dan kompeten di bidangnya masing-masing. 

Misalnya ada yang mendaftar menjadi relawan pengajar dengan profesinya sebagai dokter, arsitek, dosen, tentara, pilot, dan masih banyak lagi. Mereka yang memiliki kemampuan fotografi atau videografi bisa mendaftar sebagai Sie Dokumentasi, seperti saya. Ada 2 pilihan yakni relawan fotografer atau videografer, saya memilih videografer, karena saya sendiri belum jago menangkap objek menggunakan lensa kamera.  


Setelah mengisi formulir pendaftaran relawan, 
saatnya menunggu pengumuman.



Selasa, 5 Juni 2018

Saya masih senyum-senyum sendiri di depan layar laptop sambil sesekali kegirangan karena begitu senangnya. Bukan karena saya lagi dapet tiket liburan gratis atau diterima kerja di perusahaan ternama (ya, pada saat itu saya memang sedang melamar di beberapa kantor di Surabaya), melainkan karena saya menjadi relawan terpilih Kelas Inspirasi Surabaya 5. Bahagia se-sederhana itu. 



Menjadi relawan menjadi salahsatu keinginan sejak dulu, menolong orang bagi saya adalah menyenangkan dan memberikan perasaan tenang, dan alhamdulillah di usia 18 tahun keinginan tersebut sudah tercapai. Begitu mendapat email bahwa lolos menjadi relawan terpilih, saya menjalani hari dengan semangat karena tidak sabar menuju hari H yakni 23 Juli 2018.

Meski sempat ragu saat mengisi formulir, hanya rasa yakin dan doa lah yang menguatkan.

Rabu, 4 Juli 2018

Saya kembali mendapat email berisi undangan briefing dan refleksi Kelas Inspirasi yang jatuh pada 2 hari sebelum hari H digelar. Saat itu, saya telah diterima bekerja di salahsatu kantor di Surabaya dan baru bekerja sekitar 2 minggu. Namanya juga hidup, kita selalu dihadapkan dengan pilihan yang tidak terduga. Memberanikan diri untuk ijin atau berpura-pura sakit agar bisa tidak masuk dan mengikuti acara tersebut?

Satu minggu berlalu, barulah saya berani untuk berkata pada Bos jika akan mengikuti acara briefing & Kelas Inspirasi Surabaya 5, yang artinya saya harus ambil cuti 2 hari. Sebagai karyawan baru, saya tergolong cukup nekat untuk mengambil cuti 2 hari sekaligus, dengan alasan mengikuti kegiatan diluar urusan kantor dan bukan acara keluarga.

Setelah bernegosiasi, Pak Bos mengiyakan dengan syarat ambil cuti 1 hari saja. Syukurlah. Terpaksa, acara briefing dan refleksi pun akhirnya saya lewatkan.

It's Time! Senin, 23 Juli 2018

Jika saat SMP maupun SMK, saya menganggap meminta ijin pada Ibu adalah hal yang kekanak-kanakan dan tidak penting. Seiring bertambah usia, pola pikir tersebut perlahan berubah, rupanya begitu penting ridho orangtua. Termasuk ketika diterima menjadi relawan di #KIS5, saya mencari waktu yang tepat berbicara pada Ibu dan beliau pun mengiyakan meski sedikit khawatir mengenai cuti. 

05.00   

Mandi pagi adalah hal paling menyebalkan, dinginnya udara dan air di kamar mandi selalu membuat saya bergidik kedinginan. Selepas bersiap-siap, berangkatlah saya menuju lokasi yakni SD-Al Furqon yang letaknya di daerah Pantai Kenjeran, Surabaya. Butuh sekitar 1 jam lebih perjalanan dari rumah saya menuju lokasi, itu pun kalau jalanan tidak macet. 

Dengan membawa tas ransel kecil di pundak yang berisi hape dan kamera berserta chargenya, juga membawa tripod yang saya kaitkan di belakang punggung, saya pun berangkat. Bukan masalah sangarnya, tapi sulitnya menyimbangkan tripod ketika terus miring saat saya mulai mengebut. Bikin repot saja. 

Pagi itu saya berangkat dengan ekspresi yang sama ketika menerima pengumuman di email, ya, cengar-cengir sendiri. Meski bukan menjadi relawan pengajar, saya antusias dan tidak sabar bertemu dengan anak-anak SD Al-Furqon. Cihuy!


Pelataran sekolah tidak terlalu luas, letaknya di gang perkampungan yang cukup kecil dan sempit, tapi semangat anak-anaknya luar biasa. Jika saat SD, saya sering menjumpai teman-teman saya yang nakal, disini para murid benar-benar memerhatikan arahan dari para relawan. Saya pun jadi mudah untuk mengambil video karena mereka tidak pencicilan atau kesana-kemari semaunya sendiri hihihi.



Ini adalah salahsatu potret pembelajaran di kelas, relawan pengajar menggunakan media pendukung atau alat peraga, seperti boneka, atau alat-alat lainnya yang berkaitan dengan profesi relawan pengajar maisng-masing. Di kelompok saya sendiri, Kelompok 11-SD Al Furqon, ada beberapa relawan pengajar, diantaranya :

Kak Luthfiyah Indana Zulfa (Aziel Az-zahra) 
Profesi : MC

Kak Dwi Bhakti Indri M.
Proesi : Dosen

Kak Leila Martisa
Profesi : Film maker

Kak Septiani Puji Lestari
Profesi : Analis Kesehatan

Kak Siti Dara Sabrina
Profesi : Analis Produksi


Relawan Dokumentasi 

Athaya Prita Belia
Profesi : Photographer

Adi Hidayanto
Profesi : Programmer

Wulansari
Profesi : Blogger

Erika Prafitasari alias saya sendiri
Profesi : apa hayo?


Relawan Fasilitator

1. Ilham Himawan Pitono
2. Rr Whiny Hardiyati Erliana


Tak melulu materi mengenai profesi relawan masing-masing, para murid juga diajak berinteraksi lewat tanya jawab, membentuk grup atau kelompok, dan ada pula sesi mendongeng loh. Seruuu ya. 

Dibalik keseruan itu, ada usaha seorang relawan yang tidak mudah dalam menyiapkan properti. Ada relawan pengajar yang membawa boneka tangan sebagai media pengajaran, dan ada juga yang menggunakan presentasi dan video untuk menjelaskan materi yang dibawakan. 




Sebagai relawan videografer satu-satunya, saya harus mendatangi kelas yang ada SD satu persatu, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Saking antusiasnya murid-murid, mereka terkadang jadi salah fokus, lebih kepo dengan kamera yang saya gunakan untuk mengabadikan momen, daripada materi yang sedang jelaskan oleh para relawan pengajar. Hahaha, namanya juga anak-anak.

Di akhir perjumpaan, murid-murid diberikan secarik kertas seukuran kertas A5 dan menuliskan apa cita-cita mereka. Ada yang bercita-cita menjadi tentara, ada pula yang punya cita-cita mulia ingin jadi guru ngaji. Salut!




Rasanya masih belum bisa move on dari Kelas Inspirasi Surabaya 5 2018, kali pertama berpartisipasi, saya senang dan ketagihan ingin mengikutinya lagi. Senang bisa berbagi dengan para murid, dan ketagihan karena ingin kembali berbagi. Bagi saya, acara ini secara tidak langsung menyalurkan energi positif untuk kawan-kawan cilik saya, generasi penerus bangsa ini. Salam inspirasi!


Tugas selesai!




Komentar

Postingan Populer