Cara Asik Bebaskan Diri Dari Toxic dengan Eksplorasi Wisata Sejarah di Surabaya #AsikTanpaToxic


Meluangkan Waktu Berlibur
dengan Mengeksplorasi Wisata Sejarah di Surabaya

Bertepatan dengan hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 22 Agustus, saya ingin memanfaatkan betul hari libur dengan berencana mengeksplorasi tempat wisata yang ada di Surabaya. Setiap ada waktu luang seperti akhir pekan maupun tanggal merah, saya lebih memilih jalan-jalan ke suatu tempat daripada sekedar bersantai menghabiskan waktu di rumah. Meski berujung lelah, bagi saya jalan-jalan ke tempat baru selalu memberikan pengalaman dan cerita tersendiri. 

Sudah sejak lama House Of Sampoerna masuk ke dalam daftar tempat wisata yang ingin saya kunjungi ketika melancong ke Surabaya, namun selalu gagal karena ada saja halangan. Sekitar satu atau dua tahun lalu saya juga sempat datang kesana pada hari Sabtu dan sudah ber-ekspetasi mendapatkan hasil jepretan foto-foto yang epic, sayangnya pada hari itu museum sedang tutup karena para petugas museum sedang melakukan tour, sehingga museum harus diliburkan.

Untuk itu, saya tidak ingin kecewa dua kali, begitu tahu ada tanggal merah, saya langsung menyempatkan waktu untuk mengunjungi House Of Sampoerna.  

Tips Agar Perjalanan Eksplorasi Tidak Sia-Sia

Sebelum melakukan perjalanan, beberapa cara di bawah ini mungkin bisa membantu agar perjalanan eksplorasi menjadi tidak sia-sia. 

1. Membuat List untuk Mempersiapkan Apa Saja Barang yang Harus Dibawa

Saya adalah tipikal orang yang cukup ribet dan selalu bingung membedakan mana barang penting dan tidak untuk dibawa ketika bepergian. Untuk itu, tips pertama ini bisa menjadi salahsatu solusi bagi orang yang suka ribet sendiri saat berkemas seperti saya. Terlalu sering meremehkan sesuatu membuat saya menjadi mudah lupa, tak terkecuali masalah barang bawaan. Oleh karena itu, jika akan melakukan perjalanan, cara yang cukup ampuh agar tidak ada barang yang ketinggalan adalah membuat daftar atau list mengenai barang-barang yang harus dibawa. 

Buat list barang bawaan di buku catatan

Tulis dan persiapkan apa saja barang yang harus di bawa ketika jalan-jalan, seperti kamera, dompet, hp, charge hp, dan buku catatan. Bisa juga bawa barang-barang optional yang dapat digunakan sewaktu-waktu ketika dibutuhkan, misalnya tisu, kresek, obat-obatan pribadi, charge kamera, permen, atau camilan. Buku catatan berguna untuk mencatat beberapa hal penting seperti rute menuju tempat wisata, informasi mengenai tempat yang akan kita tuju, koleksi dan fasilitas yang ada di museum, atau berbagai hal penting lainnya. 

Bagi saya pribadi, buku catatan menjadi barang yang tak boleh ketinggalan, karena dengan menulis dan membacanya ulang membuat kita menjadi ingat apa saja hal-hal penting yang perlu diperhatikan selama bepergian.

Hindari membawa barang-barang kurang penting yang tidak akan kita digunakan selama bepergian, tas yang berat akan membuat suasana menjadi tidak nyaman ketika jalan-jalan. Jadi, harus selektif ya dalam memilih barang bawaan :)

2. Tata Barang Bawaan dalam Tas Se-Efisien Mungkin 

Setelah menuliskan dan mempersiapkan barang bawaan, saatnya menatanya ke dalam tas. Tidak semata-mata menata begitu saja, hal ini bermanfaat agar urusan packing menjadi lebih praktis. Letakkan barang-barang yang memiliki beban berat, seperti kamera di dasar tas dan manfaatkan celah-celah sisa yang ada untuk meletakkan barang lainnya seperti buku catatan dan dompet, gunanya agar barang-barang penting tersebut tidak mudah terjatuh ketika kita membuka tas. 

Barang-barang optional seperti tisu atau kresek dapat diletakkan di kantong-kantong kecil yang ada di tas agar tidak menyulitkan ketika akan mengambil barang-barang penting lainnya. 

Dengan menata barang bawaan ke dalam tas serapi mungkin, 
akan membuatnya menjadi lebih efisien saat dibutuhkan.

3. Hindari Kekurangan Cairan dengan Membawa Minum Ketika Bepergian

Berdasarkan studi di jurnal Natrition Reviews menemukan bahwa kekurangan cairan dapat memengaruhi mood, karena seseorang akan menjadi cepat lelah dan mudah marah. Jangankan saat bepergian, ketika di rumah saja dan mengalami dehidrasi tentunya sangat mengganggu karena badan akan terasa mudah loyo sehingga tidak bersemangat melakukan aktivitas. 

Nggak mau dong pastinya momen jalan-jalan jadi berantakan hanya karena kekurangan cairan. Untuk itu, air minum tidak boleh ketinggalan di dalam tas. 

Yang jadi masalah, saya bukan orang yang rutin mengonsumsi air putih, sehingga selalu mencari alternatif lain untuk mengisi kebutuhan cairan dalam tubuh. Jika biasanya pilihan saya jatuh pada susu atau teh untuk menemani perjalanan, kali ini saya ingin mencoba produk dari Pokka yakni Natsbee Honey Lemon. Sesuai dengan namanya, minuman yang satu ini memadukan dua bahan alami sekaligus yakni madu dan lemon.




Kenapa saya memilih Natsbee Honey Lemon? Tak lain adalah karena kondisi badan saya yang kurang fit, sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh meski telah mengonsumsi obat dan permen pereda sakit tenggorokan selama berhari-hari, akhirnya membuat saya ingin mencoba Natsbee Honey Lemon yang mengandung Vitamin C ini sebagai teman jalan-jalan kali ini. 


Penasaran kan seperti apa rasanya dan efeknya setelah saya minum Natsbee Honey Lemon? Simak terus ya pengalaman saya jalan-jalan menelusuri wisata sejarah House of Sampoerna yang ada di Surabaya.

-

Setelah menemukan informasi mengenai tempat wisata yang akan saya tuju, yakni House of Sampoerna, saya pun berangkat bersama salah seorang teman. Lokasinya berada di Taman Sampoerna No. 6, Jalan Krembangan Utara, Pabean Cantian, Kota Surabaya. Museum ini rupanya satu kawasan dengan tempat-tempat wisata sejarah lainnya yang ada di Surabaya, yakni Jembatan Merah dan Tugu Pahlawan. Wah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, asik nih bisa eksplorasi lebih dari satu tempat wisata! 

Koleksi Museum House of Sampoerna 

Dari gerbang bangunan museum, nuansa vintage ala-ala bangunan jaman Belanda kuno jelas terlihat dari ornamen-ornamen yang digunakan. Di depan pintu masuk museum, empat pilar besar dan sebuah tempat loket penjualan karcis jaman dahulu menyambut kami. 

Untuk masuk ke House of Sampoerna, pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk maupun parkir seperser pun alias gratis. Cocok bagi yang suka berpetualang tapi modalnya pas-pasan, seperti saya hehe. Eits, jangan lupa siapkan KTP atau kartu identitas lainnya ya, karena petugas museum akan mengeceknya. 




Awalnya kami sempat takut karena camilan dan minum yang kami bawa tidak boleh dibawa masuk, ternyata sah-sah saja loh. Tidak ada larangan bagi pengunjung yang membawa minum atau makanan, yang terpenting tetap jaga kebersihan ya. Jadi senang deh karena kami bisa minum Natsbee Honey Lemon dimanapun.



Di lantai 1, para pengunjung akan melihat sejarah dari perusahaan rokok Sampoerna dan pernak-pernik yang berbau rokok, diantaranya koleksi wadah rokok jaman dahulu, alat-alat produksi rokok dari masa ke masa, macam-macam contoh cengkeh dari beberapa daerah di Indonesia (Bali, Manado, Pulau Jawa), lukisan mengenai tembakau maupun rokok.




Terdapat pula spot-spot foto yang tentunya instagramable alias kekinian, salahsatunya toko kelontong berbentuk gerobak khas Indonesia seperti ini. Lucu ya.


Menuju lantai 2, pengunjung bisa melihat para karyawan pabrik yang sedang melinting rokok. Kami datang di saat yang tepat yakni hari libur, sehingga tidak ada proses produksi dan pengunjung dapat bebas berfoto. 

Untuk informasi, di lantai 2 ini para pengunjung sebenarnya tidak diperbolehkan mengambil gambar ketika para karyawan sedang melakukan proses produksi, karena sedang libur, akhirnya kami memanfaatkan kesempatan ini untuk berfoto dan merekam video. 






Jalan-Jalan Jadi Cara Asik Bersihkan Diri dari Toxic 

Menurut saya, jalan-jalan ke tempat wisata, baik wisata alam, wisata sejarah, maupun taman hiburan adalah cara paling efektif membersihkan diri dari toxic setelah sepekan beraktivitas. Sebagai anak muda, makanan cepat saji kerap menjadi pilihan santapan untuk mengisi perut. Ditambah lagi selepas pulang kantor, polusi dan tugas kantor yang bikin stress, membuat gaya hidup menjadi tidak sehat. 

Oleh karena itu, meluangkan waktu sejenak untuk jalan-jalan adalah cara yang asik bersihkan diri dari toxic. Setelah puas berfoto di area museum, saya dan teman akhirnya bersantai di taman yang letaknya di sebelah bangunan museum. Sembari beristirahat, cara #AsikTanpaToxic saya bersama teman adalah dengan berfoto di beberapa spot taman dan mengobrol di bangku taman sambil menikmati Natsbee Honey Lemon




Rasa lemon dan madu Natsbee Honey Lemon yang balance membuat rasanya jadi tidak eneg sama sekali, bikin saya ketagihan. Jujur saja, saya sendiri tidak terlalu suka minuman berbahan madu karena biasanya terlalu manis, namun rasa madu dalam Natsbee Honey Lemon yang pas membuat saya ingin minum lagi dan lagi hehe. 

Teman saya rupanya mengatakan hal yang sama, ia juga suka Minuman Madu Lemon yang satu ini, karena sebenarnya kami cukup cerewet masalah rasa makanan atau minuman, tetapi saat minum Natsbee Honey Lemon, tidak ada protes sama sekali dari kami mengenai rasanya. 





Badan Kembali Fit Karena Minuman Madu Lemon yang Super Satu Ini

Setelah cukup lama bersantai di taman museum, kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Ada cerita unik disini, sakit tenggorokan yang tadinya mengganggu akhirnya reda padahal hari itu saya belum mengonsumsi obat sakit tenggorokan. Kandungan Vitamin C yang ada di dalam Natsbee Honey Lemon berguna untuk mengurangi pembengkakan pada kelenjar tenggorokan dan memberikan rasa lega pada tenggorokan, sehingga rasa sakit dan gatal pada tenggorokan yang saya alami tidak lagi terasa.

Natsbee Honey Lemon sangat direkomendasikan untuk kamu yang tidak terlalu suka manis namun tetap ingin merasakan sensasi segar sekaligus sehat karena terbuat dari bahan-bahan alami dan mengandung Vitamin C. Minuman ini tetap enak dikonsumsi meski dalam keadaan tidak dingin sekalipun, jika ingin merasakan kesegarannya lebih baik disajikan dalam keadaan dingin. Namun menurut saya, dingin maupun tidak, Natsbee Honey Lemon tetap juara rasanya.  

Bila badan telah fit, tentunya mood pun jadi naik dan saya kembali bersemangat meski telah mengitari area museum selama kurang lebih dua jam lamanya. Jika sudah semangat begini, saya pun jadi ingin mengeksplorasi lebih banyak tempat lagi :)

Komentar

Postingan Populer