Mau Ngapain Setelah Lulus?



Sekolah Menjadi Beban

Sedari dulu saya selalu ingin bekerja pada bidang kreatif, entah untuk bagian apapun itu. Ya, karena saya sendiri bukan orang yang pandai atau tipikal orang yang rajin seperti teman-teman kebanyakan. 3 tahun semasa SMK adalah waktu yang berat, dikelilingi teman-teman yang pandai bukannya membuat saya terpicu untuk belajar mengejar ketinggalan, justru semakin malas karena sadar bahwa saingan di sekitar begitu berat.

Emang sih, mindset kaya gitu salah banget. Kala itu, rasanya hampir setiap hari saya merasa malas berangkat sekolah. Kadang juga mikir "masa iya sekolah jauh-jauh selama 3 tahun nggak dapet apa-apa?". Mungkin bagi sebagian teman, cukup mudah melalui kehidupan di SMK, mulai dari ulangan harian seperti biasa hingga ujian. Namun bagi saya? Jangankan berharap nilai ujian bagus, belajar saja tidak pernah.

Tidak bisa apa-apa membuat saya menyerah dengan keadaan. Terlebih, menunda-nunda pekerjaan seakan sudah menjadi hobi sehari-hari. Hidup sendiri jauh dari orang tua, bukannya membuat saya semakin mandiri, tapi malah sebaliknya. 

Tahun Pertama Menjadi Tahun Paling Berat

Tahun pertama di sekolah merupakan fase yang sulit. Bangun pagi, sekolah, istirahat di kos, keesokannya bangun pagi lagi, dan begitu pula seterusnya. Rutinitas seakan tidak memberikan ruang untuk saya berkreasi. Mengembangkan hobi hanya menjadi angan-angan belaka. Naskah yang pernah saya ketik jaman SMP, tak pernah terbesit lagi untuk kembali dilanjutkan. Ya, ceritanya akan menggantung begitu saja. 

Bagi teman-teman saya, tahun pertama menjadi masa emas untuk mereka mengembangkan potensi lewat eksplorasi dari pelajaran yang diajarkan. Apa kabar saya? Siswa yang selalu datang tepat waktu (saat bel sekolah berbunyi hehe) , duduk di bangku belakang, dan sering kena tegur karena begitu sering mengantuk saat pelajaran berlangsung. 

Saya ingat betul pada saat itu terdapat salahsatu guru yang selalu mengincar saya, karena beliau sudah hapal bahwa saya selalu mengantuk ketika beliau mengajar. Entah untuk ke-berapa kalinya saya diingatkan, hingga akhirnya beliau pun sepertinya sudah kesal. Sebagai murid baru, saya akhirnya meminta maaf pada beliau dan berjanji tidak akan mengulanginya. Hehehe rasanya malu, menangis di depan pak guru sambil menyesali perbuatan. 





Do What You Love

Bukannya semakin giat belajar, saya justru melakukan hal lain yang membuat nilai saya semakin jelek. Semester pertama, saya memutuskan berjualan kerudung dan membuat online shop. Peluang yang besar membuat saya kebanjiran pesananan pada bulan-bulan pertama jualan. Mulai dari promosi hingga produksi semua saya lakoni sendiri, terkadang dibantu oleh teman yang ikhlas mengulurkan bantuan.

Mendapatkan uang hasil keringat sendiri membuat saya merasa cepat puas. Fokus perlahan mulai terpecah, antara sekolah dan jualan. Saya merasa tidak ingin begini-begini saja, akhirnya saya mulai belajar mendesain. Walaupun hasilnya jauh dari kata bagus, setidaknya ada satu keahlian lain yang saya miliki. Bahkan salah seorang teman pernah meminta bantuan dan saya dibayar dengan nominal yang lumayan lah bagi anak kos ehehe.

Setelah saya merasa lelah mengurusi usaha kerudung, karena pelajaran pun mulai keteteran, saya mencoba menuruti nasihat Ibu untuk fokus pada sekolah saja. Okelah.

-

Tahun kedua rupanya tidak seberat tahun pertama. Youtube menjadi tontonan sehari-hari, dan bertemulah saya dengan channel Agung Hapsah. Terbesit dalam benak saya "wah keren-keren videonya, jadi pengen kaya gitu". Tak ingin sebatas angan, saya mencoba belajar shooting dan editing video.

Tahun ketiga, saya mencoba freelance sebagai copywriter, dimana saya harus menjual produk perusahaan secara soft selling dengan konten yang saya buat. 

-

Kehidupan Setelah Lulus


Saat teman-teman saya sudah mendapatkan pekerjaan di berbagai perusahaan ternama, saya sendiri masih luntang lantung gatau mau kemana. Bahkan rekrutmen dari perusahaan tidak ada satu pun yang saya coba. Apalagi alasannya kalau bukan karena salah jurusan. Akhirnya saya mencoba apply di beberapa website lowongan kerja. Mulai dari tidak dikabari lebih lanjut atau tidak jadi interview karena tempatnya jauh, sudah biasa. Tak ketinggalan, saya juga mengikuti tes SBMPTN hanya berbekal tekad dan keberanian.

Selepas wisuda, aktivitas saya hanya apply lowongan kesana kemari, sembari menyiapkan usaha baru saya yakni berjualan puding. Setelah menunggu berhari-hari, terkadang juga diphp, akhirnya saya mendapat pekerjaan yang benar-benar saya impikan yakni pada bidang kreatif, tepatnya creative design. Jobdesk saya adalah mendesain katalog atau brosur yang digunakan untuk promosi, memanage akun sosial media perusahaan, mengedit video, memfoto produk, dan mengatur konten di website perusahaan. Yap, semua kegiatan tersebut adalah kegemaran saya selama ini. Meski saya memutuskan untuk berbeda dengan teman-teman lain, saya tetap bahagia dan bangga atas pencapaian 3 tahun yang tidak sia-sia ini hehe. Terimakasih masa SMK-ku. 


-

Dari sanalah, saya belajar bahwa tidak selalu kita hidup mengikuti arus dan pilihan orang lain. Kita juga berhak memilih. Lakukan apa yang membuat kita senang, dan kembangkan potensi disana. Semangat!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer