Nggak Selamanya Kerja Sesuai Passion Itu Enak


Setelah kurang lebih sebulan menjadi seorang penulis konten lepas alias freelance untuk sebuah website milik agensi perjalanan yakni jariadventure.co.id, akhirnya saya menemukan titik bosan. Orang mungkin akan berpikiran "yaelah er, baru sebulan doang udah bosen" atau "katanya sesuai hobi, harusnya nggak bosen dong." Sama sih, di pikiran saya juga kaya gitu.




Yang awalnya saya semangat banget buat ngejar deadline nulis artikel dengan target sekitar 60 artikel per bulan, akhirnya setelah menyelesaikan sekitar 30 artikel saya mulai loyo. Dulu ekspetasinya kerja yang sesuai hobi itu menyenangkan dan ngga bikin beban soalnya kita pasti seneng ngelakuinnya, emang iya sih, tapi ngga selamanya. 

Mungkin 3 alasan di bawah ini bisa membuka pikiranmu kalau kerja sesuai passion itu ngga selamanya enak. Ini semua cuma opini dari sudut pandang saya saja ya :)


1. Kurang "Greget"


Alasan pertama mengapa kerja sesuai passion ngga selamanya enak adalah karena kurang adanya tantangan. Sesulit apapun tantangan yang diberikan kita mungkin akan berhasil menyelesaikannya karena pasti berkutat di zona itu-itu saja. Kalau kata orang "keluarlah dari zona nyaman". Tuh, tandanya harus selalu cari tantangan baru ya biar greget.

Dulunya sebelum diberikan kewenangan menulis konten di jariadventure.co.id, saya sempat menulis untuk frameatrip.com yang lumayan memberikan banyak tantangan bagi saya. Salah satunya adalah kesulitan menerjemahkan ulasan lain yang menggunakan bahasa inggris, ulasan tersebut nantinya akan digunakan sebagai referensi dari artikel saya. Mau ngga mau selalu minta pertolongan sama google translate. 

2. Asal Beres


Hobi yang jadi pekerjaan bisa dibilang enak, selain ngga susah, kita juga bisa menghandle sendiri. Tapi karena itu, jadi bikin kita ngeremehin deadline. Akhirnya muncul pemikiran "asal beres" alias yang penting selesai. Jurus jitu kalau udah gini pasti SKS (Sistem Kebut Semalam). Ya maklum, kalau diberikan tugas yang kebetulan sesuai dengan kemampuan kita pasti akan terbentuk pola pikir "pasti bisa nih". Padahal semakin meremehkan maka kualitas karya yang kita hasilkan makin b aja. Coba kalau ngerjainnya dengan sepenuh hati dan tidak asal beres, pasti hasilnya akan jauh memuaskan.

Kalau alasan yang kedua ini sih dari pengalaman pribadi saya yang suka nunda-nunda, alhasil kadang jadi sedikit molor dari deadline yang diberikan. Emang susah membagi waktu antara urusan sekolah dan pekerjaan, resikonya konsentrasi bisa jadi terpecah. Huhuhu. 

3. Cepat Terserang Virus Bosan


Pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Itu sebenarnya salah satu impian dalam hidup saya yang Alhamdulillah telah tercapai meski kudu berjuang ini itu, namun semakin lama saya berpikir bahwa melakukan hobi yang sama secara berulang kali dan tempo waktu berdekatan malah menjadi hal yang membosankan. 

Dari rasa bosan itulah akhirnya saya menyimpulkan bahwa kerja sesuai kemampuan dan kemampuan tidak seenak yang dibayangkan. Asal ngelakuinnya sambil bersyukur, InshaAllah berkah dan ngga kerasa capeknya ya, keep spirit!


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer