Diterima Tanpa Lamaran


Pasti sudah ada yang menduga kalau judulnya ini clickbait ya. Coba baca dulu deh.
--



Setelah beberapa minggu tidak mengunggah postingan, akhirnya saya kembali menulis lagi di blog ini. Dibilang kangen iya juga, karena sejak dulu blog adalah wadah mencurahkan pikiran dan isi hati (cielah isi hati). Intinya selain buat nyalurin hobi, blog bagi saya juga bisa menjadi tempat curhat, walaupun tempat curhat yang ngga memberikan solusinya sih. 

Sebenarnya banyak rencana untuk blog saya (yang ngga jelas ini) ke depannya, maklumlah bercita-cita kan harus tinggi, siapa tahu saya bisa jadi blogger seperti raditya dika atau penulis seperti tere liye? Keren ngga tuh. Ya, semua orang hebat di bidangnya sih, hanya saja kebetulan saya menyukai tulisan jadi di mata saya mereka itu keren. 

Libur lebaran kemarin, ingin rasanya produktif menulis tapi seperti biasa, semua hanya wacana (yang tak terlaksana). Tapi ada satu kejadian yang tidak saya duga,  jadi gini..

Saat itu saya membuka chat whatsapp, lalu tiba-tiba tanpa sengaja kepencet membuka salahsatu grup dan saya membaca pesan kalau ada salah seorang anggota grup yang kebetulan adalah alumni SMK sendiri sedang mencari lowongan jurnalis freelance. Ha? Biasa aja kagetnya kali er hehe.

Kalau biasanya orang mencari pegawai melalui CV, kali ini saya tidak melihat persyaratan itu dalam kriteria yang dicantumkan. Menarik nih. Saya pun segera mengkontak yang bersangkutan dengan sedikit deg-degan, karena pengumumannya itu sejak sekitar bulan April. Kalau dipikir sih udah basi banget ya, tapi gapapa kan gaboleh putus asa *ah masa er.

Dengan segenap harapan dan sedikit keraguan, ragu kalau diterima, saya menunggu balasan hingga kira-kira pukul 00.00. Dan rupanya tidak langsung disuruh menulis artikel, si mbak berkata kalau ini masih libur lebaran jadi ntar dikabarin lagi via email. Deg-degan pun sirna, meskipun rada gelisah takut mbaknya tidak memberi kabar lagi. Selama beberapa hari saya menganggur, kebetulan sedang berada di rumah saudara, jangankan berharap upload postingan, sinyal ngga putus-putus aja udah alhamdulillah. 

Beberapa hari kemudian, minggu pagi.

Hari itu saya berniat kembali ke rumah dan menyudahi liburan di rumah saudara, bukan bosan sih tapi karena besok senin pagi saya ada janji dengan seorang teman. Minggu jam 6 pagi, saya mendapat email yang tak lain tentang kelanjutan menulis freelance. Bukanya sih biasa ya, tapi pas mulai baca langsung senyum-senyum sendiri. 

Eits, kata siapa saya diterima?

Dalam email tersebut saya hanya disuruh membuat artikel tester, diterima atau engganya saya tergantung dari artikel tersebut. Wah kudu mikir keras nih! Ngga ketinggalan juga, ada fee atau honor sebulan yang dicantumkan, jadi kalau saya ngga lolos ya namanya saya membuang kesempatan. Sesampai  di rumah, dengan suasana rumah yang sepi karena semua tidak ada di rumah, saya mulai menulis artikel dengan beberapa ketentuan yang telah dituliskan. Tapi namanya berpikir mengolah kata-kata, tak semudah ngerebus mie sama goreng telor ceplok. Kalau ada yang ngga pas harus cari kata-kata lain, edit lagi-lagi dan lagi. 

Entah mengapa tiba-tiba rintangan datang, kabel charge laptop saya rusak. Terpaksa saya harus menunggu ayah saya pulang untuk meminjam chargenya. Waktu terus berjalan hingga jam 9 malam akhirnya ayah saya pulang juga, beliau datang dengan hangat sambil membawa nasi bebek goreng. Bukannya bebek goreng yang saya sambar duluan, tetapi malah charge laptopnya :(

Dan saya pun menyelesaikan artikel testernya.

--

Keesokan harinya, saya mendapat email yang isinya : 


Betapa senangnya saya hari itu ^^


Akhirnya saya diterima menjadi penulis konten freelance, itulah mengapa alasan saya jarang mengupload postingan, karena begitu banyak artikel yang harus saya selesaikan. Akhirnya juga yang saya harapkan selama ini, cari uang lewat hobi bisa tercapai. Walau rada muluk sih, setidaknya saya membuktikan impian yang telah lama saya pupuk. Bahagia yang sederhana adalah ketika belanja pake hasil keringat sendiri. Ceilah.

Saya sama sekali ngga ada niat sombong ataupun pamer, saya hanya berbagi cerita siapa tau bisa menjadi penyemangat untuk yang ingin menyalurkan hobinya menjadi pundi-pundi rupiah. Tidak perlu takut juga untuk gagal, saya pernah dipandang sebelah mata karena hobi saya yang hanya menghabiskan waktu ini, saya juga pernah melamar ke salahsatu start up namun hasilnya ditolak, tetapi sekarang Allah menggantikan dengan rejeki yang mungkin lebih baik bagi saya :)    


Semangat!


Komentar

Postingan Populer