Fira, nyempil di truk,dan pulang kampung


Setelah sekian lama tidak menyentuh blog masih dengan alasan yang sama, fokus sama sekolah sih katanya, akhirnya hari ini gue menyempatkan untuk menulis kembali. Satu hal yang bikin gue selalu semangat tiap kali membuka blog sendiri, yakni silent reader. Ya, para pembaca blog yang tiap hari membuat statistik blog ini naik, namun sayangnya belum berani berkomentar, padahal gue seneng banget kalau bisa sosilisasi dengan para pembaca :) 

Hari demi demi berlalu, tidak terasa hampir satu tahun gue jadi anak rantau. Banyak suka dan duka yang telah dilalui, walaupun lebih banyak dukanya, antara lain: apapun masalah yang terjadi harus gue hadapi sendiri, tiap pagi cuma dibangunin alarm, berangkat dan pulang sekolah jalan kaki walaupun udah capek, dan banyak yang lainnya. Di usia yang masih 16 tahun, gue harus merasakan kerasnya hidup di kota besar, Malang. Ketika anak seusia gue bisa main dan pulang jam berapapun ke rumah, gue harus pandai-pandai mengatur waktu agar semua tanggung jawab gue dapat terselesaikan dengan baik. 

Kemarin adalah hari rabu, sekilas tidak ada yang istimewa, namun bagi para rantau, hari itu sangatlah spesial. Selasa malam, selepas mengerjakan pr, dengan senang hati gue menata semua barang yang akan gue bawa pulang. Ya, erika pulang kampung! Mulai dari celana jeans, rok, baju, lensa fisheye hingga tongsis semua gue masukkan ke dalam sebuah tas jinjing. Iseng aja bawa tongsis, siapa tau ada yang ngajakin jalan-jalan hehehe. 

-

Rabu, 4 Mei 2016

"Fix tak susul jam set 5"

Itu adalah isi pesan singkat dari salah seorang temen gue, fira namanya. Rencananya gue dan fira akan berangkat bareng dengan sepeda motornya, istilahnya sih gue nebeng. Lumayan lah menghemat biaya akomodasi menuju terminal yang bisa gue buat makan. Sepulang sekolah gue langsung ke Indomaret untuk membeli cemilan dengan tujuan mengganti obat mabuk kendaraan, ya gue suka mabuk kalau naik kendaraan yang antar jarak antar tempat duduknya sempit, misalnya bis atau mobil. Gue bukan norak, cuma ndeso aja.  

Setelah dari Indomaret, supermarket sejuta umat itu, gue pulang menuju kos dengan jalan cepat karena jam telah menunjukkan pukul 16.07 yang artinya 23 menit lagi gue harus sudah siap. 

4.15 gue sudah tiba di kos dengan muka kucel dan kaki kesemutan akibat jalan cepat. Bapak kos menyambut gue dengan hangat, "pulang?", "iya pak nanti jam setengah 5 hehe. Dengan lari sprint menuju jemuran gue pun menyambar handuk. Saking parnonya si fira menjemput, gue sampai bawa jam tangan ke kamar mandi dan menggantungkannya di gantungan pakaian dan menaruh kacamata di sebuah gayung berisikan peralatan mandi. Jangan kaget, itu emang kebiasaan gue (sejak ngekos disana). 

Tepat 10 menit kemudian gue selesai dan segera berganti pakaian, inget kalau emang lagi nggak sholat, gue seneng karena berarti gue punya waktu lebih untuk bersantai. Kok bisa?



Menurut ilmu matematika, ganti baju dan berdandan (ala kadarnya) hanya membutuhkan waktu sekitar 2 menit saja, sehingga apabila kita memiliki waktu 5 menit, tandanya kita masih punya waktu yang tersisa yakni 3 menit. 

 -

Saat sudah selesai ganti baju, ponsel gue berdering. Tumben ada telepon, batin gue. 

"Er, budhal jam 5 ae yo. Gak popo kan budhal jam 5 an?"   

subtitle: "Er, berangkatnya jam 5 aja ya. Gak papa kan berangkat jam 5 an?"

Berhubung fira yang punya motor, gue hanya bisa pasrah dan mengiyakan. Saking udah siapnya gue kala itu, gue jadi bingung mau ngapain lagi. Lalu gue memanfaatkan waktu tersebut dengan bersih-bersih kamar biar kolong kasur gue tidak menjadi pemukiman hewan melata, seperti kecoa ataupun cicak. 

Saking nganggurnya, gue sampai pakai nyiapain sepatu, pakai kaos kaki, masker dan helm padahal waktu kurang 10 menit, alhasil gue nyelem keringat berkat baju yang basah. 

--

Fira datang, dan kami pun berangkat.

Selama di perjalanan, gue hanya bisa istighfar karena cara nyetir fira yang ala rio haryanto di laga f1.    Kami berhasil melewati kemacetan dengan nyempil-nyempil di sela-sela kendaraan besar, seperti truk. Walau cukup membuat adrenalin gue terpacu, fira berhasil sampai stasiun tepat waktu. 

Di stasiun, kami berdua dibuat menganga oleh penuhnya tempat penitipan sepeda motor yang penuh. Setelah menitipkan sepeda di salah satu penitipan, kami berjalan menuju terminal dan disini terlihatlah pemandangan yang tidak biasa, terminal berubah jadi mall. Rame! 

Disini lucunya.

Tiap ada bus dengan jurusan surabaya-malang, para calon penumpang tujuan surabaya langsung berlari menuju bus tersebut. Kami berlari tiap ada bus yang datang, namun selalu ditolak, rombongan yang mau pulang kampung ini ditolak dengan alasan supirnya capek. Maklum akan libur panjang, sehingga bus rame penumpang dan tidak seperti biasanya. Dari sekitar 5 bus yang bikin kami rebutan dengan calon-calon penumpang lain, ada pengalaman dimana gue salah satu orang di rombongan yang ikut lari ini terdapat seorang mbak-mbak yang larinya antusias sampai tasnya terbuka dan isinya jatuh lalu terinjak orang-orang. Ketika yang lain pada bingung tidak mendapat bis, gue bingung mau nyelamatin barang mbaknya atau tidak. Gue berusaha panggil mbaknya yang tepat berada di depan gue namun suara gue kalah dengan calon penumpang yang teriak-teriak minta dibukakan pintu bis.

Hampir setengah jam berusaha mengejar bis, akhirnya kami mendapat bis dengan tujuan surabaya. 6.15 kami akhirnya berangkat :)

Selama perjalanan gue dan fira saling bercerita, walaupun gue malu karena suara kami sepertinya membuat penumpang yang lain terganggu haha. Maaf ya mas, mbak. Dua jam lebih gue turun dari bus mendahului fira, awalnya gue sempat was-was tidak mendapat bison yang akan menjadi transportasi menuju pusat kota dimana tempat ibu telah menjemput gue. 

"Mbak, sidoarjo?"

Dari jauh, ada seorang laki-laki paruh baya yang tak lain adalah kernek bison bertanya pada gue yang saat itu celingukan seperti anak kecil yang pisah dari rombongan studi tour sekolahnya. Gue hanya mengangguk dan segera berlari masuk ke bison yang isinya semua laki-laki, kalau dilihat dari penampilannya 3 diantarnya adalah mas-mas karyawan muda dan 5 lainnya adalah anggota TNI. Tau sendiri kan, bison kalau jalan gimana? Super cepaaat, selamat mabuk selama perjalanan er :))

-

Disaat anak-anak sesuai gue sudah berada di rumah, bersantai atau mungkin sudah memeluk guling, gue masih menahan kantuk dan menaiki kendaraan umum untuk pulang ke rumah dari kota besar dimana gue menuntut ilmu yang jaraknya sekitar 70 kilometer dari kampung halaman gue. Ya, gue masih gadis 16 tahun yang harus bergelut dengan kerasnya kehidupan. 

Selamat berlibur!
 
 

Komentar

Postingan Populer