From Zero To Hero

Sejak kelas 3 SD gue udah doyan nulis diary, mulai dari kejadian konyol, mengharukan bahkan memalukan semua gue tulis. Ketika saat itu sudah beredar diary bergembok lengkap dengan kunci berukuran mininya, gue masih asyik dengan diary kumal bersampul kertas bufalo berwarna hijau muda. Ya, gue masih ingat betul, yang gue pakai adalah buku tulis, jadi bisa dibayangkan betapa lecek dan bahayanya apabila buku tersebut hilang, maka gue punya inisiatif untuk menaruh buku itu di tempat dimana tidak ada satu orang rumah pun yang tahu. 

Awal menulis diary gue hanya iseng mencurahkan perasaan ketika senang dengan seseorang, dan seseorang itu adalah cinta pertama gue. Rasanya bener-bener dahsyat, namanya Edo, dia adalah temen les renang gue. Sayangnya gue hanya bisa menjadi penggemar rahasia, setiap les gue hanya bisa memperhatikannya diam-diam lalu tertawa-tawa sendiri udah mirip orang nggak waras. Semua gue curahkan di diary kumal itu, bahkan ketika adik gue satu tempat les dengan dia, gue hampir tidak pernah absen menjemput adik, timbul kepercayaan kalau dia bisa saja jadi jodoh gue. Entahlah siapa yang mengajari gue berfikir sejauh itu, yang pasti kisah-kisah konyol seperti itu tidak pernah gue lewatkan untuk ditulis. 

Hingga satu tahun atau saat kelas 4 SD, gue mulai merasa bosan dengan diary, gue bakar benda bersejarah itu, padahal tulisan adalah mesin waktu sesungguhnya. Perasaan was-was apabila diary tersebut hilang selalu terjadi ketika gue menulis diary, bisa saja saat gue lupa meletakkannya di tempat rahasia lalu nyokap membacanya dan yang terjadi nyokap gue marah besar karena gue yang masih kecil udah bahas cinta-cintaan. 

**

Akhirnya gue iseng-iseng buat blog, sama seperti diary, ke-alayan gue terjadi lagi, namun pada saat itu gue belum menyadari, malah gue ngerasa pede dengan postingan-postingan sendiri. Ya, diusia 10 tahun gue sudah punya blog sendiri. Seiring berjalannya waktu gue mulai sibuk dengan beberapa kegiatan, blog yang gue punya sempat gue telantarkan alias menggembel selama beberapa bulan lamanya. Selama jangka waktu itu sebenarnya gue mulai jenuh tanpa aktivitas menulis, temen-temen gue juga udah mulai nanyain "kapan nulis lagi, er?", ya, walau yang tanya juga temen gue yang itu-itu saja tapi gue merasa bersalah kepada mereka, ternyata masih ada orang yang mau baca dan ngehargai karya gue. 

Setelah lepas dari kesibukan akhirnya gue mulai ngeblog lagi, bertemu dengan pacar gue yang paling setia dan nggak pernah rese, namun kali ini gue mencoba membuat blog baru dengan wajah baru. Gue mencoba menulis normal, tidak seperti blog gue yang dulu yang gue isi dengan foto-foto narsis bin alay dengan gaya foto dari atas serta senyum sok imut dan unyu-unyu. Geli. Gue mencoba menulis daily experience dengan apa adanya alias real, terkadang juga gue selipkan cerpen hasil karya sendiri. Seiring berjalannya waktu, gue jarang buka blog, sekalinya buka internet yang gue buka hanyalah game online untuk bermain game tembak-tembakan atau malah asyik berselancar di dunia maya. Gue ngerasa update di sosial media lebih penting ketimbang nulis di blog, pemikiran itulah yang membuat gue sempat vakum untuk ngeblog. Dan lagi-lagi blog gue jadi gelandangan. 

Beberapa bulan kemudian gue bikin blog baru lagi karena akun yang lama lupa password, lalu gue vakum lagi, buat yang baru lagi dan begitulah seterusnya. Hingga akhirnya bertemulah gue dengan blog absurd milik Raditya Dika yang tiap gue baca bikin cengar-cengir sendiri, gue berfikir "ada aja ya orang segila dia..". Akhirnya gue tertarik dengan Radit, gue coba download buku digitalnya, kebetulan waktu itu temen gue kasih linknya jadi gue bisa baca e-book tanpa harus membelinya hehe. Sejak baca karya-karya si Radit, gue mulai bangkit lagi, setelah sempet berganti-ganti akun dan alamat blog, akhirnya gue membuat blog baru lagi dengan nama abcderikaprainbow.blogspot.com. Oke, gue tahu itu nama yang alay, namun dibalik alaynya alamat blog gue itu ada makna tersendiri:

*karena huruf depan nama gue adalah huruf E, jadi gue tambahin huruf abcd biar afdhol dan enak dibaca. 

*karena nama gue Erika Prafitasari Rotinsulu, biasanya gue singkat menjadi Erika PR, kata 'prainbow' berasal dari huruf P dan R alias PR lalu gue gabung dengan kata 'ainbow' setelah huruf R jadi bisa dibaca 'rainbow'. 

Gaya nulis yang sebelumnya suka nyeritain pengalaman pribadi, gue coba ubah jadi gaya nulis ala anak abg gahol yang kalo ngomong pake lo-gue karena anak jaman sekarang lebih seneng cerita dengan bahasa yang dikemas ringan daripada cerita dengan bahasa jaman melayu atau kata-kata puitis bak jaman penjajahan. Awalnya gue khawatir takut dibilang "gayane, arek Sidoarjo ae atek lo-gue" (gayanya, anak Sidoarjo aja pake lo-gue), namun gue ingin menjadi diri sendiri yang tak peduli omongan orang sana-sini. 

**


Sebelum resmi menjadi diarilogue.blogspot.com, blog ini sempat berganti-ganti nama alamat blog, maklum saat itu gue masih jadi anak labil yang baru puber dan baru saja mendapat gelar si mantan alay. Blog gue sempat melewati masa-masa sepi pengunjung, dimana yang baca adalah gue, gue dan gue. Nulis-nulis sendiri, baca-baca sendiri, tapi gue nggak sampe komen-komen sendiri atau buat akun palsu agar gue bisa mengisi kolom komentar di blog gue tanpa menggunakan identitas sendiri, gue tidak jomblo sekronis itu. 

Kali ini gue tidak memaksa teman-teman gue atau mengancam mereka tidak gue kasih contekan ketika ulangan untuk membaca blog gue ini, ya, gue bukan tipikal orang yang suka bilang "eh, aku punya ini..." "eh, iniku baru lo..." alias pamer, gue hanya ingin teman-teman gue tahu dengan sendirinya hingga menikmati karya gue tanpa adanya paksaan. Karena sering membawa laptop dan menulis di kelas saat jam isitirahat, timbul lah pertanyaan dari teman-teman gue yang penasaran "nulis apa sih, er?" akhirnya gue jawab dengan jujur kalau gue ngeblog, awalnya respons mereka biasa saja namun lama kelamaan ada yang penasaran. Akhirnya mereka pun menanyakan alamat blog gue dan berniat ingin membaca, hingga tersebar ke kelas-kelas sebelah, apalagi gue juga rajin promosi blog di twitter. 

Banyak respons yang dateng dari temen-temen gue, mulai dari:

"Er, kemarin aku uda baca postinganmu yang blablabla"

"Er, aku uda baca blogmu, ngakak hahahuehe!"

"Er, itu beneran cerita-cerita yang di blogmu?"

"Er, blogmu bagus..."

Sampai yang:

"Blogmu kok gendeng?!!"

"Er-er, blog kok lwucu seh?" *padahal blog gue juga gini-gini aja*

"Er, ajarin ngeblog dongg!!" *ini yang membangun kepercayaan diri gue:)*

"Sibuk ngeblog rek sekarang, cie penulis cieee" *tipikal pemuji tapi sok tahu*

".....Blogmu absurd!"

Dan banyak respons lainnya yang positive, komentar-komentar dari blogger lain juga bermuncul di setiap postingan gue, followers gue juga makin nambah, begitu juga dengan teman-teman sesama blogger yang makin bertambah pula. Gue tidak ingin berhenti sampai disitu, akhirnya tiap hari gue mulai semangat cek statistik data pengunjung blog gue, dan alhamdulillah selalu meningkat, bahkan sehari bisa 10 pengunjung berbeda dan yang terbanyak bisa sampai 40 orang mengunjungi blog gue perharinya. PERHARINYA BRO AND SIST! Dulu 40 pengunjung untuk kurun waktu sebulan-dua bulan, sekarang? :)

Masa kejayaan blog gue ini tidak luput dari support teman-teman gue yang dari blog gue telantarkan hingga gembel selama berbulan-bulan sampe jadi sarang laba-laba, sepi pengunjung, sampai nggak ada respons, semangat dari merekalah yang membuat gue terus tumbuh dan memberikan yang terbaik untuk blog gue ini. Gue nggak pernah nyangka berawal dari seneng nulis diary dan hobi buat cerpen akhirnya bisa jadi blog yang dibaca banyak orang. Begitu juga nyokap gue yang sering gue jejelin postingan blog gue yang absurd ini, alhamdulillah beliau juga mendukung. 




Karena besarnya nama seseorang, 
tak luput dari dukungan dan doa orang-orang yang menyayanginya-gue.