Berani Bermimpi


Makin hari, makin dewasa, gue semakin berpikir bahwa menyiapkan masa depan itu penting. Tidak hanya sekedar bercita-cita dan berangan-angan, melainkan berusaha dan berdoa. Sejak kecil cita-cita gue selalu berubah, saat berumur 10 tahun gue ingin menjadi penulis terkenal tapi gue sadar kalau kemampuan menulis gue masih jauh dari kata baik, beberapa bulan setelahnya, saat salah seorang teman menyuruh gue untuk mengisi kolom cita-cita di biodata, saat itu pula gue ingin menjadi guru, tapi setelah gue pikir-pikir kalau menjadi guru bukan hal yang mudah, gue cuman berbakat menghibur anak kecil alias pantesnya jadi guru TK. 

Dua tahun kemudian tepat saat usia gue beranjak 12 tahun, ada keinginan untuk menjadi seorang arsitek karena gue pikir banyak arsitek sukses yang sekali bayaran bisa beli Iphone 6plus. Itu hanya untuk sekali kerja, gimana kalau kerjanya tiap hari? Mungkin dia udah bisa beli Iphone 6plus satu lusin. Namun keinginan menjadi seorang arsitek sepertinya harus gue kubur dalam-dalam, menggambar seekor gajah saja malah jadi badak bercula satu, gimana nanti gue ngedesain rumah, yang ada wcnya diluar sementara ruang tamunya ada di dalem. 

Beberapa bulan kemudian, gue ingin menjadi dokter, tentunya bukan dokter mata karena gue sendiri pakai kacamata, atau dokter hewan karena gue bukan seorang pemberani seperti pembawa acara petualangan pandji. Jadi dokter itu mengasyikkan, bekerja di rumah sakit, kerjanya memeriksa pasien, bertemu dengan para pasiennya, penghasilannya banyak, dan yang pasti jasanya dibutuhkan oleh banyak orang. Gue pun bertanya pada bokap:



"Yah, enak kali ya kerja di rumah sakit..."

"Ah, enggak lah..."

"Enak lah..."

"Enggak lah, kalau ada yang muntah harus dibersihin, kamu cuci gelas aja males apalagi bersihin muntah orang, kadang ada yang rese poopnya minta dibersihin juga sama susternya"

"Kan aku maunya jadi dokter, bukan jadi suster"

"Ya, sama aja, terus kalau malem....." kata bokap gue mencoba menakuti-nakuti.

"Semua pekerjaan itu ada enak-ada enggaknya, yah..." jawab gue sok bijak.


Akhirnya sirnahlah harapan menjadi seorang dokter, enam bulan setelahnya gue mengubah pola pikir, gimana kalau gue menjadi seorang pekerja kantoran saja karena gue pikir nggak ribet dan nggak susah seperti jadi dokter, arsitek atau pun guru. Mimpi gue hanya sebatas pekerja kantoran yang gajinya gede, tinggal duduk ngadep komputer dan bekerja dengan santai. Hanya sebatas itu. 

Tapi gue pikir, menjadi seorang pekerja kantoran itu membosankan dan tidak ada gregetnya, sejauh manapun bekerja pasti yang dikerjain juga itu-itu aja. Membosankan. Gue mencoba bermimpi, tidak lagi menjadi bercita-cita menjadi pegawai kantoran melainkan seorang pengusaha, karena kata Om Bob Sadino "setinggi-tingginya jabatanmu kalau kau bekerja di kantoran, kau tetaplah seorang anak buah, sekecil apapun usahamu, kau adalah bosnya." 



**


Sebulan lagi gue akan lulus dari SMP, namun gue masih bimbang akan jurusan yang akan gue pilih di SMK nantinya. Banyak jurusan yang menawarkan kemudahan ketika mencari pekerjaan nantinya, misalnya akutansi, akomodasi perhotelan, atau pemasaran, tapi sayangnya gue sama sekali tidak tertarik dengan itu semua. Ada satu jurusan yang unik dan baru gue denger, namanya desain komunikasi visual alias DKV. 

Yoiii! Jurusan ini melibatkan kemampuan menggambar, fotogrofi dan desain. Awalnya, gue sempet pupus, menggambar bukanlah passion gue, gue inget saat adik sepupu gue sendiri ingin gue menggambarkan seekor kuda untuknya, bukanya menggambar kuda lengkap dengan jokinya, gue malah gambar unicorn sama awan-awan tebal berwarna biru mirip di serial barbie. Untungnya jurusan ini tidak memrioritaskan pada keahlian menggambar, melainkan juga dua hal tersebut yakni fotografi dan desain. Gue pun bernapas lega. 

Banyak saudara yang bilang "ngapain masuk jurusan itu? kenapa nggak jurusan lain yang banyak dibutuhin jaman sekarang? biar cari kerjanya juga nggak susah" gue pun menjawab "buat apa dapet kerja enak tapi bukan passion kita, semakin banyak dibutuhin berarti semakin banyak pesaingnya juga." It's same thing. 

Setelah melakukan uji klinis di laboraturium terkemuka, hasil riset menunjukkan bahwa lulusan dari jurusan DKV berpeluang juga menjadi seorang pengusaha, DKV memang bukan jurusan abal-abal yang cuman nggambar, moto ini-itu dan tugasnya cuman ngedesain, di jurusan ini kreatif adalah kuncinya. Peluang kerjanya pun juga bisa dibilang lumayan, lulusan DKV ini bisa berkerja di bidang biro desain, biro iklan, rumah produksi multi media, pertelevisian, humas/public relation dan masih banyak lagi. 




creative mind




**


So, masih ragu sama mimpi-mimpi sendiri? Yakinlah bahwa hasil tidak akan mengkhianti proses, berusaha dan berdoa adalah kunci kesuksesan karena kesuksesan hanya dimiliki orang-orang yang pernah mengalami kegagalan.


Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan, gue bisa saja menjadi seorang dokter walaupun takut darah, menjadi seorang pembawa berita walaupun anti kamera, atau menjadi seorang pawang singa walaupun takut kadal, karena gue yakin tidak ada mimpi yang terlalu besar, yang ada hanya usaha yang kurang besar. Beranilah, untuk bermimpi.




Komentar

  1. That's true. :D

    Sekarang sih aku ngga lagi mikir mau wujudin impian, tapi lebih ke cari banyak pengalaman.. Mimpi bisa berubah, orientasinya bakalan beda-beda.. Tapi kayaknya asyik en hoki banget kalok apa yang diinginkan bisa terlaksana ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer