10 Kebiasaan Orang Indonesia


Sebagai warga negara Indonesia, gue bangga menjadi bagian dari negeri yang kaya akan pemandangan alamnya ini. Tak terasa, gue sudah 15 tahun hidup di Indonesia, tapi gue merasa sedih belum bisa memberikan apa-apa untuk Ibu Pertiwi. Sempat gue berpikir bahwa negara tetangga lebih indah dan hidup di luar negeri itu menyenangkan, tapi gue baru sadar bahwa 'seenak-enaknya hidup di negara orang, lebih enak hidup di negara sendiri'.  Ya, meskih gue belum pernah keluar negeri, tapi banyak yang bilang gitu sih. 


Selama 15 tahun hidup di negara ini pula, gue telah melalui banyak hal yang menurut gue hanya ada di Indonesia. Setiap daerah pasti punya ciri khas, begitu juga dengan masyarakat Indonesia, masing-masing suku bangsa pasti memiliki ciri khas yang berbeda. Misalnya gue, dua hari yang lalu, gue sedang makan nasi kuning yang di bungkus dalam plastik mika, ya Ibu gue yang membelinya untuk gue sebagai bekal sekolah. Lumayan bikin gue nggak jajan, karena pada dasarnya gue juga tidak begitu suka jajan sembarangan. Tidak sendirian, gue makan bersama ketiga temen gue yang duduknya berurutan setelah gue, kami makan di sebuah bangku panjang depan perpustakaan. 

Niat awalnya kami berencana makan di kantin sekolah, namun kondisi kantin sekolah benar-benar tidak memungkinkan untuk ditempati, banjir setinggi leher, maksud gue leher anak bayi atau kira-kira selutut orang dewasa, menggenangi bangku-bangku di kantin. Gue tidak ingin ketika makan ada gerombolan ikan wader yang biasa hidup di got menyerang kaki gue, atau tokai-tokai hewan mengembang ketika gue makan. Jijik. Untuk itu kami memutuskan makan di tempat yang aman, meskih pemandangan yang kami lihat hanyalah lapangan sekolah yang luas membentang berubah menjadi kolam renang. Byur!


Di sela-sela makan, tiba-tiba temen gue menyeletuk "anak cewe kalau makan ngga bole senggowang" "hah?" gue bengong karena gue sama sekali ngga mudeng dengan apa yang temen gue katakan. Bahasa apaan tuh? Gue berpikir, sepertinya gue tidak pernah menjumpai kata itu dalam kamus hidup gue. Lalu gue bertanya pada temen gue yang sedang duduk di samping gue, "maksudnya apa sih? yang itu, tadi dibilangin putri". "Oh, itu maksudnya anak cewek kalau makan piringnya diangkat, tangannya harus di bawah buat nahan piring, bukan di pinggir", "oh gitu, emang kenapa kalau di pinggir?", "kalau di pinggir itu buat cowok". Gue manggut-manggut, baru denger kalau hakikatnya makan cewek harus seperti itu, gue kemana aja selama ini, kok hal begituan aja gue nggak tau. "Kamu orang Jawa?" lalu gue bertanya lagi ke temen gue itu, "Iya, bapakku orang Jawa..". Oke, gue paham, ini adalah masalah tradisi. Padahal gue orang Jawa, tapi kenapa nggak tahu ya, apa jangan-jangan gue bukan orang Jawa tulen?


Ya, orang Indonesia memang masih melakukan tradisi dari nenek moyangnya, entah apa alasannya, yang pasti mereka merasa kalau tidak dilakukan itu tidak baik. Nah, selain tradisi, masih banyak hal lain yang orang Indonesia percaya, misalnya mitos. Kali ini gue tidak akan bahasa tentang mitos, melainkan kebiasaan-kebiasaan orang Indonesia. 




1. Melakukan Tradisi dari Nenek Moyang


Gue memang bukan orang Jawa seutuhnya, Ayah gue adalah orang Manado dan kecipratan Belanda dari emaknya (tapi sama sekali nggak mirip bule, yang ada malah mirip orang arab), maka dari itu banyak nilai kebudayaan Jawa yang tidak terlaksana dengan baik dalam kehidupan gue. Salah satu contohnya ada dalam keluarga gue, sebagai anak pertama yang berjenis kelamin perempuan, untuk orang Jawa panggilannya adalah "mbak" namun adik gue tidak pernah memanggil gue dengan sebutan itu. Alasannya, karena Ayah memanggil kakak-kakaknya dengan sebutan nama sudah biasa dan ketika adik gue memanggil gue dengan sebutan nama, tidak ada teguran dari kedua orang tua gue. Bukannya marah, gue memang tidak terlalu suka dipanggil dengan sebutan "mbak" "dek" "nduk" atau sebagainya, gue lebih senang dipanggil menggunakan nama. 



Di berbagai daerah di Indonesia, masih banyak masyarakat yang memegang teguh tradisi daerah asal mereka. Misalnya memberi sesaji kepada 'pemilik' desa sebelum pesta panen raya tiba, atau tradisi Jawa midodareni, yakni malam sebelum akad nikah, yang terkadang saat ini dijadikan satu dengan upacara temu. Pada malam midodareni sanak saudara dan para tetangga dekat datang sambil bercakap-cakap dan main kartu sampai hampir tengah malam, dengan sajian nasi liwet. Gue sendiri tidak mengerti apa tujuan dari diadakannya sebuah tradisi, namun sebagai warga negara yang baik, gue yakin hal ini dilakukan untuk melestarikan tradisi itu sendiri.



2. Masih Percaya Mitos


Waktu kecil, gue sering ditakuti dengan diculik momok ketika maghrib tiba dan gue masih belum pulang ke rumah. Maklum lah, namanya anak kecil, main menjadi menu wajib sehari-sehari. Kalau sudah begitu, gue jadi terburu-buru pulang ke rumah sebelum adzan maghrib, untunglah tetengga sebelah rumah adalah temen main gue juga jadi Ibu gue tidak terlalu khawatir. 



Gue hidup di tanah Jawa, dimana masyarakatnya masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Tak terkecuali dengan mitos, dan beberapa diantaranya bahkan tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat manusia. Contohnya, gue pernah mendengar mitos ini dari guru les bahasa Indonesia, katanya; biasanya saat seseorang memiliki hajat atau acara, disana harus ada sapu lidi, entah sapu lidi itu diapain gue lupa, yang pasti sapu lidi tersebut dipercaya sebagai penangkal hujan. Hah? Apa hubungannya? Yang ada kalau nggak mau ujan, harusnya buat acara di gedung, bukannya nancepin lidi buat nangkal hujan.

Nggak cuman itu, banyak mitos yang menurut pemikiran gue atau mungkin banyak orang, dianggap tidak masuk akal. Diantaranya:

1. anak cewek duduk depan pintu, katanya jodohnya jauh. (emang situ Tuhan, ngatur-ngatur jodoh?)
2. kalau makan nggak diabisin, katanya nasinya nangis. (sejak kapan nasi punya perasaan?)
3. potong kuku malem-malem, katanya didatengin kun.. (emang iya ya?)
4. dilarang foto bertiga, katanya yang tengah mati (sekarang mah udah ada tongsis, jadi kalau bertiga, yang motoin sekalian bisa ikut, jadi berempat deh)
5. jangan bersiul di malam hari, katanya ntar 'ada' yang bales (kalau 'mereka' ngebales siulan kita, gue ajak duet 'mereka'. Asik ngga tuh)


Itu semua hanya katanya. Semua tergantung pada kepercayaan masing-masing, yang percaya boleh-boleh saja, yang nggak percaya harus tetep menghormati yang percaya. Karena kepercayaan adalah hak masing-masing induvidu.



3. Makan Pake Tangan

Ini adalah hal yang bikin gue bangga menjadi bagian dari Indonesia, waktu itu gue pernah denger cerita, jadi ada seorang warga negara Indonesia yang sedang makan siang bersama teman-temannya di sebuah rumah makan di Jepang. Uniknya ia makan menggunakan tangan hingga semua temennya heran dan tanpa diduga mereka mencobanya karena penasaran, dan gadis itu menceritakan bahwa makan dengan tangan adalah salah satu kebiasaan orang Indonesia. Ini true story, kalau ada yang tahu, namanya Dorippu, salah seorang artis ask.fm yang kerja di Jepang. Meskih kelihatannya it's just small thing, tapi mereka jadi tahu salah satu kebiasan orang Indonesia yang unik. Keren.

Makan pake tangan masih banyak dilakukan sebagian orang Indonesia, dan alasan mereka adalah karena makan pake tangan jadi berasa sensasinya, nikmat, rasanya pun juga lebih enak. Atjib dah!




makan pake tangan boleh-boleh aja, asalkan nggak kaya gini. greget.




4. Males-Malesan

Singapura adalah negara kecil (kira-kira luasnya tidak lebih dari wilayah kota Surabaya) yang warganya juga sedikit, namun termasuk negara maju. Kok bisa? Ya bisa lah karena semua warganya giat bekerja dan pintar sehingga dapat membangun negaranya dengan baik, dalam artian Singapura memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Ada tempat namanya Marina Bay (kalau nggak salah namanya itu) yang punya kolam renang diatas hotelnya, mungkin sepuluh tahun lagi, Singapura udah bikin kolam renang diatas kolam renang. 

Kenapa Indonesia yang penduduknya banyak (banget) tapi nggak bisa semaju Singapura? Kenapa? Karena warga negaranya malas. Orang Indonesia sukanya hasil, bukan proses, sehingga mereka jadi terbiasa menikmati hasil tanpa melewati proses alias njaluk enak'e thok. Kita harus bisa mencontoh negara Jepang yang warganya giat banget kerja, juga giat banget makan. Dua hal yang sama-sama imbang, berbeda dengan Indonesia yang warganya giatnya cuman makan, urusan kerja? Jangan ditanya. Dan mengapa tingkat pengangguran di Indonesia tinggi? Jangan ditanya.



5. Suka Terlambat

Kalau masalah terlambat, bisa dibilang gue banget. Rasanya terlambat itu udah menjadi bagian dari hidup gue, gue tidak terlambat bagai ikan asin tanpa garam, ya, tetep asin namanya juga ikan asin. Gue tidak sendirian, berjuta-juta umat manusia di Indonesia gue yakin terlambat juga menjadi salah satu hobi. Berbeda dengan Jepang, naik kereta terlambat dikit gerbongnya udah ditutup, masuk kerja telat dikit udah minta maaf sama atasan, nembak gebetan telat dikit udah diembat orang lain *eh curhat. 

Kita seharusnya bisa mencontoh kebiasaan baik orang Jepang, dengan mencontoh kebiasaan negara orang yang sudah terbukti menjadi negara maju, siapa tahu Indonesia bisa menjadi negara maju. Dimana ada niat, disitu ada jalan, dimana ada kemauan, disitu ada perubahan.



6. Banyak Alasan/Asalkan Ada Duwit Gue Mau

"Maaf pak, saya telat karena ban saya bocor, lalu saya pergi ke tukang tambal ban tapi yang punya lagi punya hajat pak, yauda saya tuntun sampe kampus, eh di tengah jalan ternyata banjir pak, maklum, semalem kan ujannya deres banget, pak.."

"Terus rumah tukang tambal bannya nggak kebanjiran?"

"Mana saya tahu pak, kan saya nggak tahu tempat acaranya dimana"

"Ah, banyak alesan kamu"

Inilah jeleknya orang Indonesia, disuruh malah nggak mau-bilangnya lagi sibuk, telat karena bangun kesiangan-bilangnya motornya mogok, tapi kalau ada gula halusnya, eh maksud gue fulusnya, pasti bakalan dilakuin. Gue jadi tahu bahwa koruptor sebenarnya adalah seorang pemalas, tapi waktu disuruh ngerjain sebuah proyek yang komisinya banyak, pasti langsung disetujui. Coba kalau komisinya dikit, pasti alesannya, 'masih banyak yang harus saya tangani. mohon maaf'. Gile dah.



7. Hobi Ber-Sosmed ria

Dari seluruh negara di Asia, orang Indonesia adalah orang yang paling aktif di sosial media. Bahkan saking aktifnya, nggak jarang trending topic dunia nomor satu adalah dari Indonesia. Gue nggak tahu itu ulah hacker yang kurang kerjaan atau emang trending topic, yang pasti orang Indonesia sangat giat bersosmed ria. Dari mulai kalangan anak-anak yang jajannya masih permen lolipop, tante-tante narsis yang bawaannya tongsis, sampe para pejabat eksis yang ujung-ujungnya jadi seleb tweet, semuanya pake sosial media.

Padahal masih banyak kegiatan lain yang lebih penting dan lebih berguna, mereka sepertinya sudah dibius oleh nikmatnya dunia maya hingga lupa kalau masih ada dunia nyata. Menurut gue, hal ini sama sekali tidak bisa dibanggakan, bahkan masyarakat Jepang yang tipikal pekerja keras, bisa dibilang jarang aktif di sosial media, ketika orang Indonesia membuat tweet tiga kali sehari di Twitter, orang Jepang hanya membuka akun sosmednya kira-kira dua bulan atau tiga bulan sekali, itu pun hanya sekedar mengecek, bukan berkicau dan meramaikan seperti masyarakat kita. Hfft.




8. Hobi Membajak dan Memplagiat

Ketika mendownload lagu, lalu memutarnya di playlist musik di hape gue, yang muncul bukan gambar cover album original dari penyanyi tersebut melainkan gambar aneh yang biasanya bertuliskan alamat web ketika mendownload. Disitu kadang saya merasa sedih, karena itu artinya lagu yang kita download adalah bajakan (gratis sih, mau original ya beli dong). Kalau udah gini yang kasihan adalah pemilik karya aslinya, udah susah-susah bikin lagu malah dibajak sama orang lain, yang denger juga kecewa tapi yang mbajak malah untung. Ngeselin. 

Selain itu, kita juga sering liat peringkat pertama trending topic world wide di twitter berasal dari Indonesia, pernah ngerasa aneh? Gue pernah, gue pikir apakah masyarakat Indonesia sebegitu antusiasnya berkicau di dunia maya, lalu gue coba buka dan cek. Ternyata itu semua palsu, yang ada malah ulah hacker yang kerjaannya bajak akun orang lain terus nyepam di timeline. Ngeselin.

Suka plagiat juga menjadi salah satu sifat jelek orang Indonesia, tidak sekedar niru-niru, plagiat itu artinya menjiplak. Memalukan. Pasti tau lagu yang lagi naik daun, kalau nggak salah judulnya pucing pala babi, kalau didengerin dan disimak baik-baik pasti tau nadanya mirip lagu apa. Ya, lagu all about that bass, bahkan bokap gue waktu pertama kali denger lagu itu di radio waktu lagi makan di warung nasi, udah bisa nebak itu lagunya mirip dengan lagu all about that bass, dan kalimat serta kesan pertama bokap gue adalah "Indonesia bisanya cuman niru-niru". True. Waktu TK diajarin menjiplak, waktu gede masih dibawa juga, yaelah gan, malu deh. Hehe.





gue rasa, ini adalah ulah hacker kelas teri yang gagal 
menjadi hacker profesional, depresi dan akhirnya nyepam di timeline. miris.




9. Sukanya Heboh

"Hah beneran si Selena Gomez pacaran sama Saipul Jamil?"

"Hellaw, masa nggak tahu sih? Di inpoteimen udah rame kali.."

"Oemji gue telat nonton gosip!"

Begitulah kira-kira cewe jaman sekarang kalau ketinggalan berita dari artis idolanya, berasa sesak napas dan jadi orang paling kudet kalau telat dikit denger kabar idolanya. Dan yang paling ekstrem bisa-bisa heboh, hebohnya udah kaya madamin api waktu kebaran rumah se-RT. 

Banyak temen gue yang heboh hingga berlebihan kalau udah ngeliat sesuatu yang dia sukai atau dia kagumi, biasanya mereka nggak cuman melolot sambil buka mulut dan iler netes berliter-liter, melainkan juga teriak-teriak. Girang banget kaya ketemu member jeketi. Tipe orang heboh seperti ini menurut gue nggak akan pernah dibegal, sekali dibegal telinga pembegalnya keluar nanah karena diteriakin. Serem.



10. Latah

Dan terakhir yang menjadi kebiasaan orang Indonesia adalah ikut-ikutan atau latah. Yang sini suka One direction yang sana suka One direction, yang sini ngefans Saipul Jamil yang sana ngefans Saipul Jamil, begitulah seterusnya. Hidupnya orang-orang latah bisa dibilang tidak punya pendirian, ketika yang satu menyukai suatu hal, ia akan mengikuti gaya yang satu tersebut, biasanya mereka cuman ikut-ikutan trend masa kini. 

Saking seringnya bertemu dengan orang latah, gue juga jadi suka ikut-ikutan latah, namun gue menyadari bahwa latah itu dilakukan secara tidak sadar. Tiba-tiba saja atau spontan, lalu setelah latah ia baru sadar bahwa ia latah. Latah ini termasuk kebiasaan yang nggak bagus, tapi anehnya makin hari jumlah orang latah makin nambah, gue khawatir latah akan menjadi penyakit yang menular dan bisa-bisa menjadi wabah, sekali disentuh orang latah, yang disentuh bakalan latah pula. Hiih ceyem.

**


Dari 10 kebiasaan orang Indonesia diatas, nggak semuanya bagus, contohnya kebiasaan orang Indonesia yang suka terlambat. Dibuatnya post ini hanya untuk memberitahu bahwa selama ini beberapa hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita dan menjadi kebiasaan kita sebagai orang Indonesia, selamanya tidak semuanya positif. Untuk itu, gue harap dengan post kali ini bisa diambil hikmahnya, karena selalu ada udang dibalik peyek. :)





Komentar

  1. Mau koreksi dikit sist, itu judul lagunya bukan All about the bass tapi all about that bass wkwk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya maaf, padahal sering denger haha.
      makasih koreksinya :)

      Hapus
  2. Kebanyakan malah sifat yang ngga baik yah.. Rada miris sik :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekali-kali yang ngga baik bolehlah, biar bisa jadi renungan buat kita :)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. blah blah blah.... satu lagi observasi lewat tulisan semata. sekarang yg jd pertanyaan untuk diri kita, adakah yg berani tidak melakukan hal2 tsb diatas? ataukah tetap dengan jati diri ikut-ikutan mainstream demi eksis?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer