Komunitas Baru, Teman Baru


Apalah arti teman bila tak bisa menghadirkan kebahagiaan?


Kisah ini bermula dua minggu yang lalu..


**

Siang itu, gue pulang ke rumah dengan lelahnya, maklum, hampir seharian gue berada di luar rumah untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama teman-teman gue. Jogging dan bersepeda motor mengitari kota dengan tujuan menghabiskan bensin. Kurang kerjaan sekali. Sekitar jam sebelas siang gue bersantai di kamar untuk melepas penat, iseng membuka blackberry messenger lalu mengecek beberapa chat yang belum sempat gue baca. Tiba-tiba gue teringat akan janji kumpul, yak, kumpul komunitas. 

Gue pun mencoba mengkontak ketua komunitas yang kebetulan adalah temen sekolah gue sendiri, Dewa namanya. Rencananya gue akan ajak kumpul kedua temen gue nantinya, yang pasti semua cewe. Kenapa gue ngajak cewe? Karena ini adalah komunitas beatbox dan semua membernya (ceilah member, kaya jkt48 aja) adalah cowo. Yang ada di benak gue saat itu adalah entar gue bakalan ngomong sama siapa kalau gue cewe sendiri, apakah gue harus sok asik, akankah gue jadi kulit kacang diantara mereka atau malah menjadi isinya kacang, kacang asin atau kacang goreng? Ah, apalah itu intinya gue nggak mau berangkat sendiri dan nggak mau dikacangin.

Setelah mengkontak kedua temen gue tersebut, rupanya mereka sama-sama ada masalah, yang satu dengan masalah alasan klasik yakni nggak ada motor, dan yang satu dengan alasan basi yakni lagi pergi. Sepertinya ketakutan gue akan terjadi, akhirnya gue berdiam diri, bertapa di gua hiro bertahun-tahun dengan hasil tumbuh jenggot yang menjuntai panjang dan lumut sana-sini karena saking lamanya. Sambil menatap layar hape, gue bengong, berdiam diri, bertapa lagi, tumbuh jenggot sana-sini, begitulah seterusnya. 

Gue berpikir, sejak dua minggu yang lalu gue menunggu saat latihan, minggu kemaren latihan ditiadakan karena si ketua, Dewa, sedang sakit, dan inilah kesempatan gue. Saking seringnya menyia-nyiakan kesempatan, gue jadi sering nangis dan akhirnya apa yang tidak gue pilih kebawa mimpi, gue takut hal itu terjadi. Logikanya sekarang adalah; apabila gue tidak ikut latihan hari ini, gue harus menunggu satu minggu lagi, sementara gue sangat menanti-nanti datangnya hari minggu, apabila gue tidak ikut hari ini, itu artinya gue menyia-nyiakan satu kesempatan yang sudah gue tunggu-tunggu kedatangannya. Dengan segenap keberanian, gue berangkat menuju tempat latihan yakni pendopo yang letaknya di alun-alun kota. Gue sendiran, clingak-clinguk udah mirip penumpang ketinggalan pesawat yang nggak punya uang buat beli tiket lagi, duduk santai di bangku airport sambil berharap ada bantuan datang, sama kaya gue saat itu, berharap ada yang ngajakin ngomong biar nggak keliatan kicep dan bermurung diri. 

Saat ketua komunitas dateng, gue langsung semangat, latihan pun dimulai. Kami duduk membentuk sebuah lingkaran dengan sebuah kertas dan pensil di tengahnya, lalu salah seorang dari kita membawa boneka menyerupai manusia yang bentuknya menyeramkan. Eh ini mau latihan apa maen jelangkung?

Kami pun berlatih dengan tidak serius, sesekali terselip canda tawa. Ketakutan gue akan menjadi kulit kacang ternyata tidak terjadi, yang ada gue malah menjadi isinya kacang, yang sedang mencoba berbaur dengan isi kacang lainnya. Gue berusaha menjadi bagian dari mereka, kebetulan gue juga tipikal orang yang gampang akrab dengan orang baru. Semua member cowo menerima gue, kami sama sekali nggak ada yang canggung. Latihan pun berlangsung selama dua jam setengah, jam 3 sore latihan diakhiri, kami pulang ke rumah masing-masing, meskih lelah namun cukup menyenangkan. Bisa gue simpulkan, pertemuan pertama ini benar-benar berkesan buat gue, semua member sudah bisa menerima gue, entah apa yang terjadi jikalau gue tidak memiliki keberanian untuk berangkat latihan hari ini. Ini bukan hanya sekedar komunitas, tapi juga mengenai solidaritas, hanya dengan berkumpul seperti ini saja gue bahagia, karena bahagia itu sederhana. 

Latihan minggu kedua, gue sudah dipercaya oleh semua member dan ketua komunitas untuk menjadi seorang bendahara. Alasannya sih simple, karena gue cewe dan cewe biasanya bisa dipercaya. Masa sih? Awalnya gue ngerasa ragu tapi berkat dukungan mereka lah akhirnya gue bisa mengatasi kekurangan tersebut. Thanks gaes! Finally, in this community, I find my happiness.


Foto meet upnya gue upload ntar ya xob, maklum belum mindahin ke laptop hehe.


**

Sebenernya apa sih komunitas yang gue ikutin? Mungkin itulah yang pertama kali muncul di benak kalian, oke gue akan cerita sedikit mengenai komunitas ini, uhuk, itung-itung sekalian promosi. Komunitas yang gue ikutin ini adalah Junior Beatbox Clan, yak sebuah komunitas beatbox yang sedang berjuang mendapatkan banyak member karena JrBx ini merupakan komunitas yang bisa dibilang umurnya masih jagung, ibarat bayi, masih unyu-unyulah. 

Disini nggak ada yang namanya senioritas atau semacamnya karena semua pada dasarnya sama-sama belajar dan saling sharing ilmu. Inilah yang bikin gue betah :) Untuk gabung sama kita nggak ribet bin belibet kok, pokoknya niat dan dateng jam 11 siang di pendopo alun-alun Sidoarjo, dan syarat yang paling utama adalah berdomisili di Sidoarjo (yo pasti!).







Komentar

Postingan Populer