Dari Lawan Menjadi Kawan


Salam pembuka: hi, mblo! wassap

Basa-basi: 

Maaf banget sempet inactive karena tugas dan ulangan yang seabrek nih. And today is final exam *emot party*, sok inggris dikit nggak papalah hehe. Hari ini sebenernya gue pengen keluar rumah, menikmati hari yang sepertinya begitu menyenangkan karena gue nggak perlu pusing lagi harus mikirin UAS. Ya setidaknya bersantai lah, sebagai tanda perpisahan dengannya. 

Tbh, gue kangen (berat) ngeblog lagi, nulis semua pengalaman gue mulai dari; dicuekin dan dibuat kesel waktu ulang tahun, diputusin dengan cara paling nyesek tepat seminggu setelah ultah, difollback sama orang yang gue kagumi (ini ngga penting) dan masih banyak lainnya. Tapi diantara banyaknya pengalaman itu, gue akan nyeritain pengalaman yang fix bisa buat gue nangis. Bukan karena gue diputusin mantan, atau liat mantan gandeng gebetannya yang baru, bukan. Ini sebuah kisah berdasarkan pengalaman pribadi gue, dimana sesama komptetitor dalam sebuah kompetisi akhirnya menjadi kawan yang patut ditangisi.

Anyway, prolognya panjang banget ya?


Pagi itu, gue diajakin Aulia, junior dari
SMP 1 Sidoarjo yang sekarang jadi 
temen gue, buat maen sama anak-anak 
mading.


Anak-anak mading? Siapa tuh? 



Jadi gini, tanggal 25 November 2014, gue dan tim mading gue yang anggotanya terdiri dari; Fadhilah (si ketos), M.Khalidaffa biasa dipanggil Daffa (si abas alias anak basket), Dewi, dan Tantri (anak yang kata banyak orang mukanya mirip gue), siap-siap berangkat ke Museum Mpu Tantular-Sidoarjo untuk mengikuti lomba mading. Buat yang belum tahu apa itu mading, mading adalah majalah dinding, infonya selengkapnya bisa dilihat disini. 

Awalnya kita semua antusias banget, saking antusiasnya udara panas yang nyebab in bau ketek sampe nggak berasa. Kita diharuskan menunggu stand mading selama seminggu lamanya secara bergeliran, walaupun kosekuensinya gue jadi punya 'Ijin' di absensi yang jumlahnya bisa diitung pake ceker ayam, tapi it's okay lah karena yang gue cari adalah pengalamannya, ini adalah bulan-bulan terakhir gue di SMP, oleh karena itu gue ingin memanfaatkan waktu disini dengan sebaik-baiknya.


Hari&Tanggal: Selasa, 27 Novermber 2014
Tempat          : Museum Mpu Tantular Sidoarjo

Untuk pertama kalinya gue ngerasain bosennya, ngga enaknya, capeknya nunggu stand. Gue jadi tahu capeknya jadi pramuniaga. Hari itu, yang ditugaskan untuk menunggu stand adalah gue, Dewi dan si ketua osis, Fadhilah. Kita disini nggak cuman diem nungguin stand dan menunggu pengunjung tertarik pada kita, melainkan kitanya lah yang dituntut untuk menarik pengunjung. "Selamat datang di stand 39. Silahkan mbak kalau mau lihat-lihat, baca-baca materinya juga nggak papa, kok" begitu kira-kira cara kami menarik pengunjung, nada bicara kami sudah mirip penjaga stand yang handal tapi bedanya kami tidak tersenyum dengan satu alis naik keatas dan memakai rok panjang dengan belahan kaki sepaha seperti mbak-mbak spg rokok. Disana tim gue nggak sendirian, ada 39 tim lainnya yang juga menjadi peserta. Museum yang biasanya sepi pengunjung, kini sesak pengunjung hingga suara kentut pun mungkin tidak akan terdengar karena ramainya suasana disana. Ternyata apa yang ada dibayangan gue dan apa yang menjadi realita tidaklah sama.

Ekspetasi: Bakalan rame nih, lumayanlah liat-liat cogan tuh dari sekolah lain. Gue bakalan nyari temen sebanyak-banyaknya. Aih, gampang, gue kenalan aja terus sok asik sama mereka deh huahaha *evil's laugh*

Realita: Anjir panas banget disini. Mana kipasnya nggak nyala-nyala lagi, ah besok gue kesini bawa kulkas deh kalo sampe besok belum nyala juga! Bosennn pfttt. Ini yakin suasana seminggu bakalan kaya gini terus. Mending gue cabut aja dah.

Yaelah xob kacian bingit nasib gue. Ekspetasi sama realita gue saat itu bagaikan bumi dan langit.


Karena gue anaknya suka banget ngajak kenalan hehe, akhirnya gue berkenalan dengan peserta dari sekolah lain yakni SMP 4 Sidoarjo, namanya Celin (first). Second partnya adalah gue kenalan lagi sama peserta dari SMP 1 Sidoarjo yang sempet tim gue maki-maki karena jujur, madingnya bagus banget! Yaelah, namanya juga orang iri hehe. Darisitu kita mulai akrab satu sama lain, main-main, ngobrol-ngobrol, sampe take a selfie. And this is our first selfie:





Lomba berlanjut, keesokan harinya temen-temen dari SMP 1 Sidoarjo lainnya pada dateng, kesan pertama waktu tau mereka dateng sih males banget apalagi waktu tanggal 25 lalu kita sempet saingan untuk menarik pengunjung. Ya begitulah, namanya juga kompetisi, prioritas utamanya adalah kemenangan dan caranya meraihnya adalah berusaha. Tapi entah karena gue ngebet banget pengen punya temen baru atau memang gue punya kemampuan bersosialisasi yang baik (ah masa) akhirnya gue mencoba untuk berkenalan dengan lainnya. Dan tanpa diduga, suasana jadi pecah banget!

Yang awalnya diem saling melototin sekarang jadi rame saling maen-maen ke stand satu sama lain, yang awalnya punya kesan 'apaan sih lu ah, liat-liat' sekarang jadi 'yuk, main sini', yang awalnya saling bersaing menarik pengunjung sekarang jadi makin ketat cara bersaingnya, yang awalnya 'silahkan, selamat datang di stand 39' sekarang jadi 'selamat datang di stand 39, silahkan dik, mau tanya-tanya atau liat-liat boleh kok, tidak dipungut biaya sepeserpun. Adiknya sekolah mana? Nanti kalau milih stand 39 kakak doain bisa masuk SMP 6 Sidoarjo, jadi anak basket, anak osis, anak theater, pokoknya multitalent lah' (modus banget emang). Intinya, mereka semua gokil. Meskih baru kenal sebentar, tapi entah kenapa tanggal 29 November 2014, saat kompetisi telah berakhir, ada air mata yang menetes. Kita saling berpelukkan, epik bangetlah.


Ucapan terima kasih: 

Makasih seminggunya tim gue, guru pembimbing gue yang sangatlah sabar mengurus kami yakni Bu Endang (we love you), Habibah (osis spenam yang uda bantu banyak), semua anak osis spenam yang uda dateng buat support, Celin (kenalan pertama gue), Istianah (kenalan kedua gue yang mukanya sabar banget), Cece (anak cheers yang paling rame dan nggak bisa diem), Julietana (kenalan ketiga gue yang keliatan diem padahal pinter banget narik pengunjung), Adel (fix gue kangen meluk dia!), Bila (anak guru BK gue di sekolah yang sok pendiem banget haha), Alifia (anak yang dari mukanya emang uda keliatan baik hihi), Aulia (satu-satunya anak yang nangis mau kita pelukan, anyway berkat slrnya kita jadi bisa take many pics lo hehe), Dayat (si moodbooster yang kalo selfie bibirnya nggak bisa biasa), Anjani (si pendiem yang ternyata asik juga) , Novi (si cowo imut-imut yang kalo difoto suka nutupin muka pake slrnya), Aufa (temen sd gue yang belum sempet gue invite pin nya. sorry xob), Ragil (anak osis sekolah gue yang ikut bantu-bantu dan selfie bareng anak tim), Pak Fir (guru pendamping yang ikut bantu ngurusin semua perlengkapan kita), dan semua yang uda support kami dan yang pasti kepada Allah SWT. yang telah menyatukan kami serta orang tua kami yang telah mendukung. We laff yu all.


Anyway, I miss this moment and miss them so much haha.







Komentar

Postingan Populer