My Childhood


Semua orang pasti punya memori tentang masa kecilnya, ada orang yang masa kecilnya sangat bahagia, namun ada juga yang masa kecilnya diisi dengan hal-hal memalukan, dan mungkin gue termasuk dalam orang-orang yang masa kecilnya memalukan. Dari mulai pernah manjat pagar pematas sekolah sampai ngomong sendiri di mall. Kok bisa?

**

Masa kecil gue terbilang 180 derajat dengan gue yang sekarang, dari mulai fisik dan perilaku.  Kalau bisa dibilang dulu gue termasuk sedikit gendut, ingat, sedikit. Pipi gue chubby, badan gue berisi, tangan gue berotot, eh ini Erika atau Aderai ya? Selain agak gendut, secara fisik rambut gue sangatkah tipis nan halus bagai rambut dibelai tujuh (kok mirip sirathal mustaqim?), dari segi sifat pun juga berbeda dengan sekarang, masa kecil gue diisi dengan banyak bermain dengan teman cowok dan pastinya dengan permainan cowok pula, karena gue nggak bermain dengan teman cowok yang ke cewek-cewekan. 

Waktu TK, gue sering mendapat tawaran untuk tanding permainan playstastion alias ps bersama temen gue, mulai dari kaset guitar hero, balapan mobil, sampai permainan tarung yang pada saat itu lagi ngehits banget (gue lupa nama kasetnya). Tak sampai disitu, saat SD gue juga sering bermain bola dan beberapa kali ketahuan manjat pager pembatas sekolah demi mendapat jajanan yang gue idam-idamkan. Sekilas terlihat gue sangatlah tomboy, namun dibalik itu semua masih tersimpan jiwa seorang perempuan yang perhatian dan lemah lembut. Kelas empat SD gue berubah, memustuskan untuk menjadi seorang perempuan seutuhnya, memang tidak mudah, terlebih harus beradaptasi dengan lingkungan yang tidak sama. 

Dulu yang sering main dengan anak cowok sekarang harus main dengan temen cewek, dulu yang phobia dengan boneka barbie sekarang harus main begituan, dulu suka ngoleksi alat tulis, kaset ps, dan pakaian gambar batman/power ranger sekarang harus diubah menjadi pernak-pernik layaknya seorang gadis sepertinya hello kitty atau tinker bell. Saat itu gue mulai sadar bahwa kodrat seorang perempuan adalah berdandan dan memasak, bukan bermain bola dan sering memanjat pagar pembatas sekolah.

Selain tomboy, Erika kecil juga dikenal jahil. Saking jahilnya kadang-kadang sampai berbuat nekat untuk dapat memuaskan hasrat kejahilan gue, misalnya pengalaman waktu gue siram tas temen sekelas gue di kamar mandi. Jadi begini, saat itu adalah waktu istirahat, karena sudah memakan bekal dari rumah gue pun bosan dan ingin melakukan suatu hal, waktu kecil nyokap gue over protektif banget untuk masalah jajan karena beliau nggak mau anaknya sakit akibat jajan sembarangan. Setelah berfikir, timbulah satu ide yang nggak tahu dari mana datangnya, ide itu adalah menyiram salah satu tas temen gue yang kebetulan saat itu sedang nggak ada di kelas. Gue ajak beberapa temen kelas untuk menyiram tas tersebut di wc sekolah, bahkan sampai cerita ini dibuat dan dipublikasikan gue juga masih belum tahu apa tujuan dari kegiatan tersebut. Walau berhasil alias nggak ketahuan, namanya manusia pasti punya rasa bersalah, akhirnya gue minta maaf dengan begitu memalukannya dan masalah pun berakhir.


**


Pengalaman memalukan lainnya juga gue alamin saat kelas tiga SD, saat dimana gue pernah ngomong sama hantu di mall. Eh nggak sama hantu ding, tapi sama.... teman khayalan yang tak lain adalah diri gue sendiri hahaha *evil’s laugh*. Pernah denger kalau setiap anak punya temen khayalan? Nah, yang ada di fikiran gue saat itu adalah “Kenapa aku nggak punya teman khayalan?”. Menurut gue itu adalah pemikiran dangkal seorang anak kelas tiga SD, saat itu mungkin gue sudah mengerti mana yang salah dan mana yang benar tapi mengapa gue belum mengerti mana yang nyata mana yang hanya omongan orang? 

Jadi ceritanya, nyokap sedang asyik berbelanja sementara gue bingung harus ngomong dengan siapa. Gue sendiri, sendiri, sendiri *gema serasa di goa*. Karena gue adalah seorang anak yang cepat jenuh, tercetuslah ide gila! Satu box kartu siap menemani kesepian gue, perlahan gue membagi belasan kartu itu menjadi dua lalu tanpa banyak basa-basi gue segera memulai permainan.

“Eh, giliran kamu sekarang..” “Bukan yang ini, coba cari lagi” pernah terbayang orang ngomong sendiri di publik? Kalau enggak, bayangin aja gue pada saat itu. Betapa memalukannya, bahkan ada beberapa orang yang melirik gue sambil tertawa kecil, yang ada di fikiran gue saat itu “Di tv ada kok anak yang ngomong sendiri” dan setelah beberapa tahun kemudian, tepatnya enam SD, gue baru tahu bahwa di dunia ini ada yang namanya anak indigo, ia memiliki kebihan bisa melihat masa lalu-masa depan atau bahkan terkadang beberapa diantaranya dapat berbicara dengan ‘mereka’. It’s so amazing. Dan disini baru terlihat seberapa bodohnya gue.


Sebenernya banyak hal memalukan lainnya yang siap gue ceritain, tapi untuk hari ini tubuh gue yang nggak siap, maklum abis tujuh jam setengah fikiran berkutat di sekolah hehe. Tapi sememalukannya, sesuram-suramnya, sesedih-sedihnya masa kecil kamu, ingatah akan satu hal, masa kecil adalah masa paling indah dan masa yang akan kita rindukan di kemudian hari. Oke, kalau ada waktu luang insyallah gue bakal buat part 2 nya. See ya!




Komentar

Postingan Populer