Tragedi Antibiotik


Karena blog ini mengenai kisah-kisah unik bin tolol yang gue jumpain dalam daily activity gue, nggak afdhol rasanya kalau ada satu kejadian konyol yang nggak gue ceritakan. Jadi begini ...

**

Ayah gue memang sosok yang humoris, dia gemar melawak. Oke, hilangkan kata 'gemar' dan ubahlah menjadi suka. Walaupun kadang galak (maaf yah, demi postingan nih), tapi sebenernya beliau suka menghibur orang, eh jangan menghibur deh, kesannya kaya bapak gue pelawak, lebih tepatnya suka membuat orang tertawa. Karena gue rasa Ayah gue humoris, tadi, sekitar tiga puluh menit yang lalu, terjadilah insiden dimana gue mensalah artikan sifat kehumorisannya. Gue dan bokap adalah orang rumah yang jarang akur tapi romantis. Ya, kita romantis (kalau lagi di sms). Kadang saking romantisnya, gue jadi  suka ngerasa bokap adalah pacar sendiri *apaini*.

"Uang wisuda koq nggak dibawa?"
"Lupaa beb"

"Mbak nanti pulang sama Ayah ya"
"Iyaa beb"

Kurang romantis apa kita? Badewei, huruf q pada kalimat pertama lupakan ya, bokap gue kadang masih suka alay hehe. Akurnya gue dan bokap hanya bisa dinikmati saat acara keluar bersama, biasanya saat pergi berdua sama bokap, gue ngerasa Ayah adalah orang paling perhatian dan paling baik, tapi kalau lagi galak sih gue jadi ngerasa bokap itu nyebelin, ya walaupun gue sadar orang tua mana pun marah pasti karena anaknya berbuat ulah. Kembali ke topik, gue dan bokap kadang juga nggak akur masalah laptop. Karena gue sudah jatuh cinta dengan blog ini, akhirnya gue sering memposting nggak kenal waktu. Eh, gue kenal sih, cuman nggak akrab *lah? 

"Mbaak, sudah? Gantian dong"

Nah, gue paling males kalau denger Ayah berkata seperti itu. Itu berarti gue disuruh menyerahkan laptop kepada empunya. Ya, semacam kode. Okelah gue mengalah, mungkin bapak gue juga pengen eksis di dunia maya dengan pajang profile picture Mestu Ozil, status sebagai pelajar dan sedang menyelesaikan pendidikannya di sekolah tinggi sihir Hogwarts Univeristy. Apa mungkin? Beberapa jam kemudian, gue merasa bosan. Lagi-lagi sebenernya gue nggak suka membunuh kebosanan dengan menonton tv, tapi mau nggak mau gue akhirnya ikut nebeng Ibu dan adek gue yang lagi liat film despicable me. Kali ini gue ingin membalas Ayah, gue juga kangen kali sama blog. Dengan suara layaknya orang batuk, umm lebih mirip suara dibatuk-batukkan sih sebenernya, gue pura-pura batuk sambil mondar-mandir di belakang dimana bokap sedang duduk dengan posisi pw-nya. Rupanya kode pertama korban masih belum peka, lanjut kode ke dua.

"Uhuuk, huuk"

Dan kode ke dua pun masih belum berhasil, okelah gue menyerah. Tapi beberapa menit kemudian gue ngerasa pingin ke kamar mandi karena kebelet buang air kecil, dari kamar mandi berlanjutlah kode ke tiga dengan suara lebih lantang dan lebih berat, sudah mirip dengan batuk-batukkan yang dibatuk-batukkin. Perfecto! Si bokap membuka mulut, merespon batuk-batukkan gue

"Batuk? Lho minum obat sana, minum antibiotik"

Awalnya gue ngerasa kalau ini hanyalah sebuah candaan, hingga bokap pun memberi gue sebuah obat antibiotik asli, no fake. Jedeng! Ingin rasanya bertanya "maaf, apakah kode saya kurang kuat?".








Komentar

Postingan Populer